RedaksiHarian – Langkah berani dibuat Marc Marquez pada musim lalu dengan meninggalkan Repsol Honda, tim yang sudah 11 musim dia bela.
Pembalap berjuluk Baby Alien itu memutuskan hengkang lantaran situasi Honda yang sedang krisis karena tak memiliki motor mumpuni.
Pada MotoGP 2024 mendatang, Marquez akan bersaing memperebutkan gelar juara dunia di bawah naungan tim Gresini Racing.
Harapan tinggi pun muncul mengingat Gresini Racing merupakan tim privateer dari Ducati yang memiliki motor terbaik.
Ya, peraih delapan gelar juara dunia itu nantinya akan menunggangi motor Desmosedici GP23 dalam mengarungi musim kompetisi.
Tak ayal, ekspektasi melihat Marquez kembali berjaya pun muncul karena dia juga memiliki bakat yang hebat.
Di sisi lain, Honda mencoba untuk bangkit dan lepas dari bayang-bayang si pemilik nomor 93 itu dengan merekrut Luca Marini.
Kehadiran adik Valentino Rossi itu diharapkan mengikis ketergantungan kepada Marquez dalam hal pengembangan motor.
Kepindahan Marquez ke Gresini Racing turut mengundang perhatian dari mantan pembalap MotoGP, Sito Pons.
Pria asal Spanyol itu sepenuhnya memahami langkah yang dibuat rider 30 tahun tersebut untuk mencari situasi yang lebih baik.
Akan tetapi, dia menyayangkan kepindahan Marquez ini terjadi di saat yang kurang tepat di mana Honda sedang kritis.
Langkah kepindahan Marquez ini menunjukkan bahwa dirinya tidak memiliki loyalitas meski sudah lama berada di tim tersebut.
“Saya bisa memahami apa yang Marc Marquez sudah lakukan, salah satu hal yang terpenting bagi saya adalah loyalitas,” ucap Pons.
Menurutnya, tim asal Tokyo, Jepang itu tidak sepenuhnya bisa disalahkan karena gagal menghadirkan paket motor yang kompetitif.
Marquez juga dianggap memiliki andil membawa Honda dalam situasi yang pelik saat ini karena pengembangan RC213V bergantung padanya.
Sebagai tim berlabel juara, Honda bahkan sempat berada dalam situasi yang suram setelah Marquez mendapatkan cedera parah pada musim 2020.
Cedera panjang yang diderita Marquez tersebut membuat Honda kehilangan jalur dalam menciptakan motor yang kompetitif.
Tak ayal, Honda kesulitan dari keluar dari krisis ini karena mereka sebelumnya sangat bergantung kepada umpan balik Marquez.
“Motornya tidak bagus lagi, tapi bagian ini karena Marquez tidak membalap,” kata Pons, dilansir dari Motosan.
“Anda tidak bisa menimpakan semua kesalahan kepada pihak lain, padahal Anda memiliki andil besar dalam kesalahan tersebut.”
“Anda telah jatuh, mengalami nasib buruk tapi nasib buruk ini berpengaruh kepada seluruh proyek Honda.”
“Kemudian karena Anda tidak memiliki motor terbaik, maka saya ingin pergi,” tuturnya menambahkan.