RedaksiHarian – Marquez akan bergabung dengan Gresini Ducati untuk MotoGP 2024 dan banyak rivalnya sudah memperkirakan dia akan kembali menantang gelar juara dunia.
Namun, juara tiga kali Lorenzo menukar mesin Jepangnya dengan pabrikan Italia tersebut pada 2017 dengan kesepakatan yang sangat besar yang berakhir dengan kegagalan.
Lorenzo terpuruk ke posisi ketujuh dan kesembilan klasemen dalam klasemen MotoGP yang menjadi dua musim terburuk dalam kariernya saat itu.
Rekan setimnya Dovizioso saat itu, gagal meraih gelar dan finis sebagai runner-up di bawah Marquez yang saat itu membela Repsol Honda selama tiga musim berturut-turut.
Dovizioso kini menegaskan bahwa Francesco Bagnaia harus mengabaikan kehadiran Marquez.
“Bagnaia tidak boleh menganggap penting Marquez,” kata Dovizioso kepada GPOne dilansir dari Crash.
“Dia hanya perlu memikirkan dirinya sendiri. Jika Anda mencoba meniru para juara hebat ini, yang terjadi adalah mereka menyesatkan Anda.”
“Dalam beberapa hal, kondisi ini mirip dengan apa yang terjadi pada masa Lorenzo,” ujar Dovizioso.
“Jorge tiba di Ducati, mengira dia akan menghancurkan segalanya, tetapi pada akhirnya ternyata tidak seperti itu. Kita lihat saja nanti. Saya sangat penasaran,” Dovizioso yang kini sudah pensiun dari MotoGP.
Dovizioso menegaskan bahwa pembalap Ducati lainnya sangat bersemangat. Mereka ingin mengalahkan Marquez dan menyulitkannya.
“Ini akan sangat menarik. Dia akan melaju sangat cepat dan harus beradaptasi dengan dua hal, kata pria 37 tahun itu.
“Yang pertama, pengereman karena dia selalu terbiasa dengan Honda-nya. Namun, saya berpendapat dia akan beradaptasi dengan cepat.”
Ditanya adaptasi kedua apa yang harus dilakukan Marquez, Dovizioso penasaran bungkam.
Dia menjelaskan bagaimana mesin saat ini telah berubah dan bagaimana Marquez harus berubah demi Ducati. “Motornya lebih bersifat fisik dan presisi.”
“Marquez, sekedar memberi contoh, ketika dia berakselerasi di belakang Ducati, dia bisa menciptakan apa yang dia inginkan, tetapi jika motornya tidak berakselerasi karena grip dia tidak bisa berbuat apa-apa,” tutur Dovizioso.
“Ducati telah menyelesaikan beberapa detail, sementara yang lain kesulitan.”
Perubahan pada MotoGP mengikuti contoh Formula 1.
“Semakin banyak aspek di mana para insinyur telah membuat perbedaan dalam beberapa tahun terakhir seperti mengubah gaya dan banyak hal lainnya,” ucap Dovizioso yang meraih tiga titel runner-up MotoGP musim 2017-2019.
Saat menjadi pembalap Ducati, Dovizioso bersaing ketat dengan Marquez yang sedang berada di puncak kejayaannya.
Pada 2013-2020, Dovizioso menjadi pembalap pabrikan Ducati.
Memacu Ducati Desmosedici, Dovizioso meraih tiga titel runner-up MotoGP musim 2017-2019.
Ia menjadi rival terdekat dalam perebutan gelar juara dunia aat Marquez sedang berada di puncak kejayaannya.
Kemampuan menguasai buasnya Desmosedici membuat dia dijuluki DesmoDovi. Dia juga menjadi bagian penting dari pengembangan Desmosedici.