RedaksiHarian – Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan reksa dana sebagai instrumen investasi khusus dana pendidikan, mengingat reksa dana mempunyai tingkat risiko yang rendah.
“Salah satunya yaitu reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang. Kedua jenis reksa dana ini bisa jadi pertimbangan, terutama jika jangka waktu investasi persiapan dana pendidikan tergolong pendek, karena memiliki tingkat risiko yang cenderung rendah,” kata Krizia melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Krizia menjelaskan, pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi masa depan anak. Tak hanya pendidikan formal, pendidikan non-formal seperti les atau klub sesuai minat bakat anak juga tidak kalah penting untuk bisa menggali lebih dalam potensi yang dimiliki anak.
Les seni, bahasa, olahraga, dan lain sebagainya akan menjadi bekal tambahan bagi anak. Bahkan, bisa menjadi modal untuk ikut kejuaraan nasional dan jadi penghasilan tambahan. Tentunya biaya untuk mendukung minat dan bakat tersebut tidak sedikit. Bahkan, total jumlahnya bisa melebihi uang pangkal masuk sekolah.
Oleh karena itu, peran orangtua menjadi sangat krusial pada fase ini. Orangtua harus membuat perencanaan keuangan yang matang guna mendukung masa depan anak. Krizia memberikan alternatif perencanaan keuangan untuk pendidikan anak melalui sarana investasi reksa dana.
Ia memaparkan, sebagai gambaran dalam setahun terakhir pada periode 31 Mei 2022-31 Mei 2023, reksa dana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan (MOU) Kelas A telah memberikan imbal hasil sebesar 6,73 persen. Angka inimelebihi tolok ukurnya yang sebesar 3,60 persen dengan rata-rata bunga deposito IDR 3 bulan di bank lokal +2 persen net setelah pajak.
Pada periode yang sama, reksa dana pasar uang Manulife Dana Kas II Kelas A memberikan imbal hasil sebesar 2,73 persen, melebihi tolok ukurnya yang sebesar 1,77 persen dengan rata-rata bunga deposito IDR 1 bulan di bank lokal, net setelah pajak.
Selain itu, Krizia menambahkan, penyusunan rencana pendidikan anak juga harus selektif dengan menyesuaikan kemampuan finansial masing-masing keluarga.
“Dalam perencanaan keuangan tentunya sangat penting untuk selalu menyesuaikan kemampuan keuangan masing-masing dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Jangan sampai kita jadi terbelit utang, karena memilih tempat les atau klub terbaik dengan biaya yang di luar kemampuan finansial kita,” katanya pula.