redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia terpantau kembali terkoreksi pekan ini pasahnya sang logam mulia hanya sekali menguat pada perdagangan Kamis (15/6/2023). Melemahnya harga emas masih saja terseret kabar The Fed yang masih akan hawkish ke depan.

Pada perdagangan Jumat (16/6/2023) harga emas di pasar spot berakhir melemah tipis sekali 0,01% ke posisi US$ 1.957,36 per troy ons. Dengan ini dalam sepekan harga emas masih terkoreksi 0,16%.

Wajar saja, dalam 5 hari perdagangan pekan ini harganya hanya sekali menguat pada perdagangan Kamis (15/6/2023) setelah sebelumnya mengalami koreksi empat hari beruntun.

Melemahnya harga emas terjadi saat investor khawatir atas kebijakan hawkish bank sentral paling ‘powerfull’ di dunia alias The Fed bakal terus berlanjut meskipun kabar baik sempat menghampiri.

Seperti diketahui, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25% pada Rabu (14/6/2023). Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini.

Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.

Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.

Powell juga menegaskan jika keputusan suku bunga ke depan sangat “hidup” dan akan ditentukan oleh perkembangan data ekonomi terbaru.

“Data tenaga kerja menjadi perbaikan atas koreksi harga emas yang terjadi sehari sebelumnya,” tutur Jim Wyckoff, analis Kitco, dikutip dari Reuters.

Analis StoneX , Rhona O’Connell, menjelaskan permintaan emas fisik sebenarnya masih kencang. Namun, emas sempat melemah pada Rabu karena kebijakan The Fed. Dengan kekhawatiran mereda maka emas memiliki faktor penopang yang kokoh.

Namun data tenaga kerja AS yang kini dilaporkan memburuk meredakan kekhawatiran tersebut membuat harga emas kembali nanjak.

Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000.Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.

Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi signal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi turun tajam.Inflasi akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga mereka bulan depan.

Untuk diketahui, emas tidak menawarkan imbal hasil seperti surat utang sehingga imbal hasil yang melandai akan menguntungkan emas karena logam mulia menjadi lebih menarik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com