RedaksiHarian – Kemenangan Lionel Messi atas Erling Haaland pada ajang The Best FIFA Football Awards 2023 mengundang kontroversi.
Superstar Argentina tersebut menyabet trofi Pemain Terbaik versi FIFA untuk kedelapan kalinya dalam seremoni di London, Senin (15/1/2024).
Messi sendiri tidak hadir dalam acara itu, pun Haaland dan finalis satu lagi, Kylian Mbappe.
Gelar ini disebut kontroversial karena Messi meraihnya sekalipun tanpa menghitung trofi Piala Dunia 2022 yang dia dapat.
Sistem penilaiannya dimulai sejak 19 Desember 2022 atau sehari pasca-kemenangan Argentina di final Piala Dunia atas Prancis, hingga 20 Agustus 2023.
Praktis Messi cuma kebagian gelar Liga Prancis 2022-2023 dan Leagues Cup 2023 sebagai prestasi tahun lalu.
Bandingkan dengan panen gelar bergengsi Haaland bersama Man City.
Bomber robot asal Norwegia memborong trofi Liga Inggris, Piala FA, Liga Champions, dan Piala Super Eropa.
Belum lagi menghitung rekor-rekor gol individual yang bikin rapornya makin mentereng.
Namun, karena sistem penilaian akhir didasarkan pada voting, segudang prestasi itu tak cukup mengantarkan Haaland membalas kekalahan kepada Messi.
Empat komponen pemilih yang ditentukan ialah kapten tim nasional, pelatih, dan perwakilan jurnalis dari negara anggota FIFA, serta penggemar yang terdaftar di situs resmi FIFA.
Keempat sektor tersebut sama-sama mengontribusikan 25 persen suara dalam penilaian akhir.
Seperti pada Ballon d’Or 2023, Haaland finis di urutan kedua setelah superstar Inter Miami tersebut.
Kalau diperinci, Haaland dan Messi sebenarnya memiliki poin akhir yang seimbang, 48.
Di bawahnya, Mbappe mengekor dengan catatan 35 angka.
Sesuai regulasi The Best FIFA Football Awards, jika ada dua kandidat yang memiliki poin akhir sama, maka pemenang bakal ditentukan oleh raihan skor tertinggi dari sektor pemilih kapten timnas.
Para voters menyusun tiga kandidat pilihan mereka sesuai peringkatnya secara urut.
Lima poin diberikan untuk nomine pilihan pertama, 3 poin buat peringkat kedua, dan 1 bagi pilihan ketiga.
Ceruk suara itulah yang menjadi andalan Messi.
Dia mendulang total 677 angka dari suara para kapten tim nasional sehingga skornya dari grup ini adalah 13.
Angka 13 sendiri merupakan variabel scoring points yang ditentukan bagi nomine berperingkat tertinggi dari sebuah grup voters, sedangkan kandidat terbanyak kedua mendapatkan skor 11.
Artinya, lebih banyak kapten timnas yang menempatkan Messi sebagai pilihan pertama daripada Haaland.
Dari grup suara yang sama, Haaland mendapatkan skor 11 yang berasal dari raihan 557 poin.
Lumbung suara terbanyak kedua bagi Messi berasal dari grup para penggemar daring yang menyumbangkan total 613.293 poin.
Sektor suara kalangan fan ini juga menyumbang scoring points 13 bagi sang legenda Barcelona.
Sementara itu, Erling Haaland menjadi jagoan di dua kelompok voters lainnya, yakni para pelatih tim nasional dan perwakilan jurnalis.
Eks mesin gol Dortmund meraup 541 angka dari ceruk suara pelatih dan 729 dari awak media.
Scoring points Haaland dari kedua grup pemilih itu pun sama-sama 13.
Adapun Messi menjaring 476 poin dari para pelatih dan 315 dari jurnalis.
Skornya dari kedua sektor tersebut juga sama-sama 11.
Walhasil, jika semua scoring points itu dijumlahkan, Messi dan Haaland kompak mengumpulkan 48 angka.
Apes bagi Haaland, variabel pertama yang dihitung sebagai penentu kemenangan adalah suara dari kelompok kapten timnas.
Untuk mengetahui lebih jelas soal distribusi suara pemilih dan regulasi pemberian angka bagi para nomine, silakan klik tautan dari situs resmi FIFA berikut ini.
– Distribusi pemilih
– Regulasi FIFA
Berikut rincian persebaran suara/poin yang dijaring ketiga finalis Pemain Terbaik FIFA 2023
Lionel Messi
Erling Haaland
Kylian Mbappe