RedaksiHarian – Diperkuat pevoli Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, Red Sparks masih terjebak dalam tren negatif pada laga terkini, Kamis (21/12/2023).
Red Sparks tak berdaya meski bermain di kandang sendiri, Daejeon Chungmu Gymnasium, Korea Selatan melawan GS Caltex Seoul KIXX.
Bertanding selama empat set, Red Sparks menuai hasil minor dari GS Caltex dengan skor akhir 1-3 (19-25, 25-22, 23-25, 17-25).
Kekalahan ini jelas merugikan tim yang juga diperkuat oleh Giovanna Milana (Gia) yang memang sedang mengejar spot terakhir zona play-off.
Dalam pertandingan ini, Gia menjadi pemain tersubur Red Sparks dengan menghasilkan total 21 poin.
Torehan outside hitter asal Amerika Serikat itu dua poin lebih banyak dibandingkan yang didapat Megawati yakni 18 angka.
Meski masih menjadi motor dan pendulang poin utama Red Sparks, Ko Hee-jin menunjukkan raut tidak puas dengan permainan timnya.
Pria berusia 43 tahun tersebut kecewa dengan penampilan anak asuhnya yang cenderung menurun di dua set terakhir.
Momentum kemenangan pada set kedua gagal dilanjutkan Megawati dkk yang akhirnya berujung dengan kekalahan.
Saking buntunya menyikapi situasi ini, Ko bahkan terlihat sempat mendiamkan para pemainnya ketika masa technical time-out.
Momen itu terjadi di set ketiga, saat technical time-out kedua, Ko tidak memberikan instruksi apa pun untuk mengubah alur pertandingan.
Dia tidak memiliki apa pun lagi untuk dikatakan dan hanya menatap tajam para pemainnya termasuk Megawati dan Gia.
Sebagai gantinya, Yeum Hye-seon yang berposisi sebagai setter memberikan arahan dan kata-kata motivasi selama jeda time-out tersebut.
Usai pertandingan, Ko mengaku dirinya sudah putus asa alias frustrasi dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat anak asuhnya.
Hal itu diperparah dengan fakta bahwa Red Sparks belum pernah menang atas GS Caltex dalam tiga laga yang sudah terjadi di musim ini.
“Setiap kali ada momen penting, kesalahan justru dibuat, ini adalah kondisi yang sulit,” tuturnya menambahkan.
Lebih lanjut, di mata Ko, kemampuan individu para pemainnya tidak bisa dilepaskan dari hasil ini.
Menurut Ko, Red Sparks masih memiliki dua kelemahan yakni pada aspek servis dan serangan.
“Saya pikir ini bersumber dari kemampuan individual, memang benar skill servis dan menyerang masih kurang,” ucap Ko menjelaskan.
“Saya mencoba untuk meningkatkannya karena saya membawa terlalu banyak tekanan dan kecemasan.”
“Tapi pada akhirnya para pemain harus datang ke lapangan dan melakukan tugas mereka,” tuturnya menambahkan.