RedaksiHarian – IBK Altos menutup paruh musim dengan catatan lima kali menang dan hanya satu kali menelan kekalahan selama putaran ketiga.
Raihan yang cukup impresif bagi tim yang sempat terseok-seok pada awal musim ini.
Bagaimana tidak? mereka mengawali musim di putaran pertama dengan hanya memetik dua kemenangan.
Termasuk tiga kekalahan beruntun dalam tiga pertandingan awal mereka.
IBK Altos gagal meraih satu poin pun saat dikalahkan Daejeon JungKwanJang Red Sparks (0-3), Suwon Hyundai E&C Hillstate (1-3), dan GS Caltex Seoul KIXX (1-3).
Meski demikian, mereka mampu bangkit mulai putaran kedua hingga putaran ketiga.
Hal itu tak lepas dari kritikan keras yang terus dilontarkan pelatih IBK Altos, Kim Ho-chul.
Ya, Kim Ho-chul merupakan pelatih yang dikenal cukup keras terhadap anak asuhnya demi meningkatkan permainannya.
Pelatih kelahiran tahun 1955 itu juga dikenal ekspresif di pinggir lapangan dan tak jarang memberikan protes keras kepada pengadil.
IBK Altos kini cukup nyaman berada di zona play-off atau posisi empat besar usai berhasil mengalahkan sang pemuncak klasemen, Suwon Hyundai E&C Hillstate pada Sabtu (23/12/2023).
Kemenangan itu juga yang membuat Megawati Hangestri Pertiwii dkk kini harus mengejar ketertinggalan empat poin.
“Para pemain diminta untuk bekerja keras dengan pola pikir untuk memulai lagi dari awal.”
“Bagi para pemain, saya mungkin terlihat seperti iblis. Tetapi jika diperlukan, saya akan memerankan iblis,” ujarnya.
Kim mengungkapkan jalannya pertandingan saat timnya dipaksa bermain lima set penuh setelah memenangkan dua set awal yang berakhir dengan skor 3-2 (25-16, 25-17, 20-25, 23-25, 15-5).
“Para pemain membuat saya kesulitan, pada set pertama dan kedua, kami bermain dengan baik, tetapi terkadang lawan kami tidak tampil dengan performa terbaiknya,” imbuhnya.
“Ketika Anda menekan, Anda harus bisa menekan, tetapi sepertinya Anda masih kurang kuat.”
“Saya pikir itu akan menjadi lebih baik ke depannya. Bahkan sekarang, pola pikir bahwa saya bisa menang kapan saja sepertinya sudah tertanam dalam diri saya sampai batas tertentu,” katanya, menambahkan semangat dan pujian.
Kim Ho-chul juga memberikan perkembangan yang ditunjukkan setter timnas voli Thailand, Guedpard Pornpun.
Kim sendiri tidak meragukan lagi kualitas yang dimiliki setter berusia 30 tahun itu, namun menurutnya masih harus lebih ditingkatkan.
“Terkadang saat Pornpun mendistribusikan bola, ia terlalu jauh ke depan. Daripada mengikuti rekan setimnya, ia keluar dengan tempo sendiri, yang menciptakan situasi di mana ia harus memukul bola saat para penyerang tidak siap,” ucap Kim.
“Tentu saja, Pornpun adalah setter terbaik di antara ketujuh setter tim putri. Tapi dia adalah pemain yang bisa menunjukkan performa yang jauh lebih baik dari sekarang,” ujarnya.
Selain itu, Kim juga senang dengan penampilan middle blocker berusia 21 tahun yakni Choi Jeong-min.
“Saat ini ia menduduki peringkat pertama dalam hal blocking, jadi saya rasa ia harus lebih banyak melakukan blocking. Hal ini menyebabkan tangannya naik terlalu cepat,” ucapnya.
“Jadi, saya mengatakan kepadanya untuk tidak terlalu serakah dan melepaskan banyak hal. Karena dia masih pemain muda, dia adalah pemain yang membutuhkan arahan dalam berbagai hal.”
“Saya sangat bersyukur dan bangga dengan apa yang ia lakukan saat ini,” ujar Kim Ho-chul mengenai penampilan pemain bernomor punggung 13 itu.