RedaksiHarian – Pemain yang dimaksud adalah outside hitter Red Sparks, Park Hye-min yang sudah mulai kehilangan posisinya sebagai starting six.
Park Hye-min sebenarnya hampir tak tergantikan sebagai pemain utama Red Sparks sejak putaran pertama hingga putaran ketiga.
Akan tetapi atlet berusia 23 tahun itu mulai tersisih saat sang kapten, Lee So-young mulai bermain secara reguler sejak menjalani pemulihan cedera.
Lee mulai mampu bermain penuh di lini serang Red Sparks bersama Megawati Hangestri Pertiwi dan Giovanna Milana sejak putaran keempat.
Ketiganya hampir tak tergantikan sampai saat ini hingga berhasil membawa Red Sparks keluar dari periode sulit pada pertengahan musim.
Peran Lee yang dianggap lebih berhasil memberikan kontribusi besar terhadap tim akhirnya menggeser posisi dari Park Hye-min.
Dia sudah jarang diturunkan pada setiap pertandingan Red Sparks sejak putaran keempat pada awal tahun ini.
Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin hanya sesekali memberikan kesempatan untuk Park hanya ketika merotasi Megawati atau Gia.
Tak hanya itu, Park bahkan harus bersaing lagi dengan outside hitter lainnya yakni Lee Seon-woo.
Sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi tujuan utama Park menjadi seorang pemain yang tidak tergantikan di tim utama.
“Impian masa depan yang jauh… hmm… Tujuannya adalah untuk menjadi anggota tim yang tak tergantikan,” ujar Park Hye-min dalam wawancara bulan Desember 2023.
Meski begitu, Park tampaknya harus berjuang lebih keras lagi untuk kembali mendapatkan posisinya.
Walaupun segala upaya telah dilakukannya untuk menjaga kekuatan mentalnya saat bertanding.
Park menyadari perbedaan dirinya ketika bermain dengan setelah kembalinya Lee So-young dari kekuatan menyerang.
Tak bisa dipungkiri, Lee memang merupakan pemain senior yang sudah cukup berpengalaman dan memiliki keseimbangan yang solid saat menyerang dan bertahan.
Park Hye-min lalu merendah bahwa dirinya tak lebih baik dari Lee So-young yang bisa membuat perbedaan dalam tim.
“Suasana tim menjadi lebih baik karena So-young mampu mencetak poin dalam situasi sulit,” ucap Park.
“Saya merasa masih banyak kekurangan. Saya ingin menjadi pemain yang bisa mengubah tim seperti dia (Lee So-young),” kata pemain bernomor punggung 10 itu.
Park tidak hadir sendiri dalam wawancara tersebut, dia ditemani dengan sahabatnya yakni middle blocker Red Sparks, Jung Ho-young.
Namun reaksi Jung Ho-young agak kurang senang usai mendengar pernyataan Park Hye-min yang terlalu merendahkan dirinya.
Dia lalu memberikan semangat untuk Park Hye-min agar mampu bangkit dan tidak memikirkan yang berlebihan tentang dirinya sendiri.
“Dia (Park) terlalu merendahkan dirinya sendiri,” kata Jung Ho-young.
“Dia sangat baik, tapi dia selalu cenderung merendahkan dirinya lebih dari yang orang pikirkan.”
“Dia selalu berkata, ‘Semakin kamu merendahkan diri, semakin tidak bagus,’ dan saya berharap dia memiliki kepercayaan diri,” ujar Jung Ho-young.
Situasi makin sedih saat Park Hye-min akan menjadi pemain bebas transfer pada akhir musim ini dan harus membuktikan lebih banyak agar bisa bertahan bersama Red Sparks.
“Saya punya pengalaman memenangkan kejuaraan bersama GS Caltex Seoul KIXX (musim 2020-21), tapi saya tidak berkontribusi apa pun saat itu,” kata Park Hye-min
“Sekarang, saya ingin menjadi pemain yang membantu tim (Red Sparks) memenangkan pertandingan voli di musim semi (play-off) dan meraih kemenangan,” ujarnya.