RedaksiHarian – Tidak bisa dipungkiri setiap tahunnya pemain asing silih berganti mendapatkan kesempatan untuk membela Red Sparks dari musim ke musim.
Tahun ini, Red Sparks memilih dua pemain asing yang berposisi sebagai penyerang yakni Giovanna Milana dari Amerika Serikat dan Megawati Hangestri Pertiwi dari Indonesia.
Gia, sapaan akrab Milana, dan Megawati mampu melakukan adaptasi yang baik dan terbilang cukup cepat dibanding pemain-pemain asing lainnya.
Keduanya langsung memberikan ancaman terhadap para pesaingnya bahwa Red Sparks akan menjadi salah satu tim yang patut diperhitungkan pada Liga Voli Korea 2023-2024.
Duet Mega-Gia langsung dijuluki dengan nama ‘Meriam Kembar’ yang mengartikan bahwa kedua sisi serangan Red Sparks sangat hidup dan mematikan untuk lawan.
Bagaimana tidak? pada putaran pertama Red Sparks secara mengejutkan berhasil mengalahkan kandidat juara terkuat musim ini yakni Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Megawati dkk berhasil memberikan kekalahan perdana bagi tim yang dihuni bintang voli Korea Selatan, Kim Yeon-koung.
Saat itu, Red Sparks secara luar biasa mencetak kemenangan lewat comeback gila dengan skor 3-2 (21-25, 26-28, 25-22, 25-7, 18-16).
Red Sparks membuka musim dengan meyakinkan lewat raihan empat kemenangan dan dua kali kalah. Megawati bahkan menyabet penghargaan pemain terbaik di putaran pertama.
Namun tak dipungkiri juga bahwa Mega-Gia mengalami performa naik turun, terutama saat Red Sparks hanya mampu meraih tiga kemenangan sepanjang putaran kedua hingga ketiga.
Hingga pada akhirnya mereka mampu bangkit sampai sejauh ini yang akan tampil pada pertandingan playoff setelah menanti selama tujuh tahun.
Tetapi di balik penampilan tim pada musim ini, Gia menceritakan bahwa Mega seakan menjadi sumber kebahagiaan terhadap rekan-rekannya.
“Dia (Mega) seperti adik perempuan saya,” kata Gia dalam wawancara kepada TheSpike.
“Setiap kali saya merasa sedih atau stres atau tidak nyaman di luar maupun di dalam lapangan, saya hanya melihatnya dan dia membuat saya tersenyum.”
“Cara terbaik untuk menggambarkannya (Mega) adalah seperti sinar mentari.”
“Dia seperti sumber kegembiraan yang sangat besar tidak hanya untuk saya tetapi juga untuk semua orang yang ada di sekitarnya.”
“Jadi bagi saya, Mega seperti matahari yang memberikan cahaya kepada semua orang,” ucap atlet berusia 25 tahun itu.
Chemistry Mega dan Gia terbangun salah satunya karena mereka berbagi penerjemah lisan yang sama yaitu Kim Yoo-sol.
Alhasil, mereka banyak menghabiskan waktu bersama dan bahkan sejak persiapan menjelang bergulirnya musim kompetisi.
Meski begitu, Mega dan Gia juga membangun relasi yang kuat dengan pemain domestik lainnya saat di luar pertandingan.
Hubungan yang terjalin bagus di antara pemain ini yang menjadi salah satu kunci kebangkitan Red Sparks setelah terpuruk pada pertengahan musim reguler hingga lolos ke playoff.
Terbaru, Mega dan Gia pergi bersama setter Red Sparks, Yeum Hye-seon, untuk mengunjungi kafe milik sang kapten, Lee So-young, yang masih cedera.
Dalam wawancara terpisah, Megawati menyebut Yeum Hye-seon sebagai pemain yang paling dekat dengannya.
“Eonni Yeum (kakak Yeum, red), Yeum Hye-seon, setter nomor tiga,” ucap Mega dalam wawancara bersama SPOTV.