RedaksiHarian – Red Sparks memetik tiga poin penuh saat mengalahkan Hwaseong IBK Altos pada laga yang dihelat di Chungmu Gymnasium, Daejeon, Korea Selatan, Kamis (1/2/2024).
Lee So-young memiliki peran yang signifikan terhadap keseluruhan permainan tim, baik saat menyerang dan bertahan.
Meski berposisi sebagai penyerang, atlet berusia 29 tahun itu memiliki jangkauan yang luas ke semua sisi lapangan.
Bagaimana tidak? Lee kembali memiliki catatan yang impresif dalam receive dan dig.
Dia memiliki nilai 4,75, bahkan mengungguli catatan dari libero, Noh Ran dengan 4,5 ketika menggulung IBK Altos dengan skor 3-1.
Lee mendapatkan pujian dari rekan setimnya yang keluar sebagai MVP yakni Giovanna Milana.
Gia mengatakan bahwa Lee adalah sosok yang selama ini dibutuhkan dalam tim.
Pasalnya performa Lee baru mulai membaik sejak putaran keempat saat ia selalu diturunkan sebagai starting six.
“Saya bersyukur bahwa So-young memiliki jangkauan yang luas. Pasti ada banyak tekanan pada dirinya, namun ia bisa mengatasinya dengan baik,” kata Gia, sapaan akrab Giovanna Milana.
“Dia sangat membantu saya, tidak hanya dalam menerima atau menyerang, tetapi juga secara mental,” katanya.
“Setiap kali saya melakukan kesalahan, dia mengatakan ‘tidak apa-apa’ memberi saya kekuatan.”
“Saya harus banyak belajar darinya dan saya menghormatinya,” ujar atlet asal Amerika Serikat itu.
Ya, peran Lee So-young memang sangat membantu terkait variasi serangan Red Sparks yang tidak selalu bertumpu terhadap Gia dan Megawati Hangestri Pertiwi.
Lee lanjut membalas memberikan pujian terhadap Gia yang mampu bangkit dari keterpurukan.
“Gia adalah pemain yang hebat dalam segala hal. Pada awalnya, ketika saya tidak bisa bermain,” ucap Lee So-young.
“Gia mendapat banyak pujian. Dari bertahan hingga menyerang, ada begitu banyak hal yang diharapkan dari tim, jadi pasti banyak tekanan untuk Gia, tetapi dia bertahan dengan baik sejauh ini.”
“Dia menunjukkan performa yang lebih baik daripada awalnya,” katanya.
“Saya juga harus banyak belajar dari Gia. Karena kami berada di posisi yang sama, kami tahu betul apa yang dibutuhkan. Kami saling membantu satu sama lain,” jawabnya.
Selanjutnya, Gia mengakui bahwa Lee adalah orang yang membantunya ketika ia sedang dalam performa yang tidak baik.
“Saya rasa saya benar-benar perlu mengatakan ini. Setelah kalah dari GS Caltex di putaran ketiga, saat saya duduk dan berbicara dengan So-young di depan mesin di ruang perawatan adalah titik balik bagi saya.
“Dia berkata, ‘Kamu melakukannya dengan cukup baik. Sangat membantu bagi saya untuk mendengarnya berkata, ‘Saya membantu tim’,” kenangnya Gia dengan mata yang berkaca-kaca.
Dengan dorongan motivasi tersebut membuat mental para pemain Red Sparks lebih percaya diri.
Momentum bagi Red Sparks untuk mengakhiri paceklik selama empat musim usai selalu gagal lolos ke babak semifinal play-off.
Terakhir kali Red Sparks lolos ke zona play-off terjadi pada musim 2016-2017.