RedaksiHarian – Red Sparks masih akan melakoni dua pertandingan lagi pada penghujung tahun 2023.
Mereka sudah ditunggu salah satu penantang juara yakni Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Red Sparks dan Pink Spiders akan saling berhadapan sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu empat hari saja.
Megawati Hangestri Pertiwi dkk lebih dulu bertandang ke kandang Pink Spiders di Samsan World Gymnasium, Incheon, Korea Selatan pada Minggu (24/12/2023).
Empat hari berselang, giliran Megawati dkk yang menjamu Pink Spiders di Chungmu Gymnasium, Daejeon, pada Kamis (28/12/2023).
Kedua tim sebenarnya sama-sama sedang dalam situasi sulit.
Red Sparks masih belum keluar dari rentetan pekerjaan rumah yang harus benahi, salah satunya masalah kepercayaan diri.
Adapun Pink Spiders, tim yang diperkuat legenda bola voli Korea Selatan, Kim Yeon-koung itu tengah mengalami kebuntuan.
Red Sparks dan Pink Spiders juga tengah berada dalam catatan dengan tiga kali menelan kekalahan dalam lima pertandingan terakhir.
Megawati dkk bahkan justru lebih baik dengan mengemas delapan poin dari lima pertandingan, sementara Pink Spiders hanya meraih enam poin.
Maka dari itu, pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, cukup percaya diri menghadapi dua pertandingan berikutnya kontra Pink Spiders.
Dalam dua pertemuan yang sudah terjadi pada putaran pertama dan kedua.
Baik Red Sparks dan Pink Spiders sama-sama berhasil saling mengalahkan lewat permainan lima set penuh.
Pelatih berusia 43 tahun itu ingin membayar kegagalan Red Sparks setelah menelan tiga kali kekalahan pada partai kandang di putaran ketiga.
Saat Red Sparks dipermalukan Hwaseong IBK Altos (2-3), Suwon Hyundai E&C Hillstate (2-3), dan GS Caltex Seoul KIXX (1-3).
Pada dua laga terakhir, Ko Hee-jin bahkan menunjukkan raut wajah frustrasi sampai-sampai mendiamkan anak asuhnya sendiri pada jeda time out.
“Saya pikir ini bersumber dari kemampuan individual, memang benar skill servis dan menyerang masih kurang,” ucap Ko menjelaskan.
“Saya mencoba untuk meningkatkannya karena saya membawa terlalu banyak tekanan dan kecemasan.”
“Tapi pada akhirnya para pemain harus datang ke lapangan dan melakukan tugas mereka,” tuturnya menambahkan.
“Staf pelatih melakukan yang terbaik, tetapi sangat frustasi melihat hal ini terjadi berulang kali dalam pertandingan.”
“Kami tidak bisa meningkatkan intensitas latihan saat pertandingan masih berlangsung,” ujarnya.