SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Penggunaan media sosial (medsos) sudah tak terelakkan di zaman sekarang karena semua orang memakainya. Sayangnya, ada pengaruh luar biasa dari medsos yang malah negatif kalau tidak tidak selektif.

Banyaknya konten negatif yang bersliweran, menuntut generasi muda sebagai pengguna medsos terbesar, untuk semakin selektif dan waspada. Misalnya mengantisipasi konten berbau SARA, asusila, dan berbagai hal negatif lain.

“Makanya kita harus selektif. Boleh ikut tapi jangan sampai hanyut,” kata Heri Prasetyo, seniman Sidoarjo saat menjadi pembicara dalam Workshop Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial, Rabu (28/7/2022).

Seniman yang disapa Heri Lentho itu mengajak para pelajar dan pemuda yang menjadi peserta dalam workshop ini untuk melawan konten-konten negatif yang bersliweran di medsos.

Caranya, dengan memproduksi konten positif. Salah satunya adalah membuat konten-konten positif tentang kampanye toleransi lewat akun medsos pribadi maupun akun-akun medsos sekolah dan organisasi.

Hal serupa juga disampaikan perwakilan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan yang digelar oleh komunitas Seni Budaya Brangwetan tersebut.

“Mari kita terus memproduksi konten positif. Kita lawan konten-konten negatif itu dengan hal positif yang kita lakukan sehari-hari,” ujar Riko Hardiansyah, perwakilan Forwas.

Dalam kegiatan ini, selain disampaikan materi-materi tentang toleransi, para peserta juga dibekali dengan tips dan trik untuk berkampanye lewat medsos. Mulai dari pembuatan foto, video, hingga teks atau narasi.

“Workshop ini merupakan kelanjutan dari Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda yang menjadi bagian dari program Cinta Budaya Cinta Tanah Air Tahap Dua yang akan berlangsung hingga tahun 2023,” kata Marsullah, Manager Program Cinta Budaya Cinta Tanah Air.

Sedikitnya ada 60 peserta yang bergabung dalam acara ini. Ada 30 pelajar dari SMAN 1 Gedangan, MA Nurul Huda Sedati, SMPN 1 Gedangan, SMPN 1 Waru dan SMPN 1 Taman yang masing-masing disertai seorang guru pendamping.

Selain itu ada 20 peserta dari Organisasi Kepemudaan yaitu Puwalan, Gema FKUB, GKJW, Pemuda Hindu, Orang Muda Katholik, Pemuda Buddha, Guk Yuk Sidoarjo, Pramuka, IPPNU, IPNU, dan GP Ansor.

Serta ada perwakilan dari Disporapar, Bakesbangpol, Dispursip, Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Sidoarjo, dan Disdikbud Kabupaten Sidoarjo. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.