redaksiharian.com – Motor custom listrik menjadi pemandangan baru dalam gelaran Kustomfest 2022 yang kini kembali hadir di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.
Kehadiran kelas ini tak hanya sekadar mengikuti tren, tapi jadi ajang pembuktian banyak builder lokal yang mampu melakukan konversi atau bahkan merancang bangun kendaraan yang digadang-gadang ramah lingkungan.
Sebelumnya, Lulut Wahyudi, Director Kustomfest mengatakan, salah satu pemicu Kustomfest tahun ini menghadirkan lucky draw motor listrik bergaya Chopper dan hadirnya kelas motor listrik dilakukan sebagai jawaban dari perkembangan zaman saat ini.
“Kami ingin melihatkan masyarakat custom ini juga adaptif, teknologi yang selalu dibilang hi tech, dibilang future, masa sih kami nggak bisa. Jadi ini sebuah jawaban dan saya melempar bola panas ke teman-teman pelaku custom, saatnya kita merespon ini (kendaraan listrik),” ujar Lulut, kepada media di Yogyakarta, Sabtu (1/10/2022).
Lebih lanjut Lulut mengatakan, motor-motor custom berbasis listrik di ajang Kustomfest 2022 yang mengambil slogan “We’ll Be Back”, juga menjadi jawaban bagi pemangku regulasi , bila sudah banyak dari perajin lokal yang mampu melakukan konversi atau bahkan merancang bangun dari awal.
Harapannya, ketika nanti sudah masif terkait soal konversi, baik motor atau mobil konvensional menjadi listrik, jangan hanya dikuasai oleh sekelompok orang saja yang berujung pada monopoli .
“Dengan kita mengusai teknologi ini harapannya kalau nanti benar-benar migrasi, pelaku custom juga sudah siap, karena siapa sih yang akan melakukan konversi sekian juta kendaraan. Kalau yang melakukan konversi teman-teman pelaku custom, bisa terbayang bila mereka juga bisa mendapat benefit dari program ini,” ujar Lulut.
“Selama ini motor listrik kita beli dari luar dan dipasang, harapannya ke depan, bila memang pemerintah ada kepedulian yang serius soal motor listrik, harapannya kami juga ditunjukkan roadmap-nya seperti apa, dengan demikian kami ini juga bisa belajar dan menentukan dalam mengambil peran yang mana,” katanya.
Pemerintah
Dengan adanya kejelasan soal peta jalan industri konversi motor listrik di Tanah Air, menurut Lulut, setidaknya akan memberikan pegangan dan arahan bagi para builder lokal dalam mengetahui arah serta bermain di lini yang mana.
Untuk saat ini, menurutnya bengkel custom yang sudah mendapatkan lisensi untuk melakukan konversi masih sangat minim. Padahal sudah cukup banyak yang bisa menegerjakan, bahkan builder lokal di daerah mampu memodifikasi motor konvensional menjadi berbasis baterai.
“Sekarang yang bengkel custom yang sudah pegang lisensi setahu saya hanya Elders. Harapan saya jangan hanya itu, tapi banyak juga bengkel-bengkel custom lain, terutama yang di daerah ikut mendapat sertifikasi,” kata Lulut.
Lulut berharap nantinya pemerintah bisa membuka peluang bagi para pelaku custom di daerah yang memang saat ini sudah bisa melakukan konversi motor listrik untuk mendapatkan sertifikasi.
Semua aturan yang sudah tertuang soal konversi listrik, termasuk syarat -syarat bengkel untuk mendapatkan lisensi juga disosialisasikan secara gamblang agar pelaku di daerah bisa paham.
“Dengan demikian, kami-kami ini bisa tahu poin-poin apa saja yang bisa dikejar untuk mendapatkan sertifikasi. Meski aturannya sudah ada, minimal ada gerakan untuk membangun komunikasi dari pemerintah ke pelaku custom terutama di daerah,” ujar Lulut.