redaksiharian.com – Usai Rubicon dan Harley Davidson, muncul pula kabar mengenai rumah kos mewah di Jakarta Selatan yang diduga milik Mario Dandy Satrio. Rumah kos itu menjadi viral di Twitter lantaran sewanya diperkirakan mencapai Rp 3,5 juta sebulan.

Bisnis kos dengan potensi pendapatan pasif sebesar Rp 3,5 juta per bulan tentu sangat menggiurkan. Namun ketahuilah bahwasannya salah besar jika kita menganggap penghasilan ini adalah penghasilan pasif.

Ketika kita menjalani bisnis, maka ketahuilah bahwa kita akan menghabiskan modal, waktu, dan tenaga untuk menghasilkan uang. Jadi, pendapatan yang kita dapatkan dari sana sejatinya adalah pendapatan aktif, bukan pasif.

Bila Anda memang bercita-cita memiliki bisnis kos, ketahuilah beberapa hal di bawah ini dengan baik.

Harga properti tidaklah murah, tidak menutup kemungkinan Anda membutuhkan fasilitas pembiayaan seperti kredit pemilikan rumah (KPR) untuk memilikinya.

Banyak pakar yang mengatakan bahwa di saat Anda mencicil KPR, Anda bisa menyewakan hunian tersebut agar cicilan bisa terbayarkan dengan uang sewa. Namun percayalah bahwa Anda tetap harus berhati-hati.

KPR adalah utang jangka panjang yang tentunya juga membutuhkan kesiapan finansial dan komitmen jangka panjang di diri Anda.

Melihat bunga KPR yang mengalami floating, atau bisa di saat tertentu, maka Anda perlu melakukan antisipasi agar keuangan Anda tetap sehat.

Bayangkan, Anda mencicil hunian sembari belanja untuk membeli perabotan. Sebut saja seperti tempat tidur, meja, kursi, lemari, dan peralatan elektronik lainnya.

Berapa besar pengeluaran Anda dalam sebulan saat melakukan hal ini? Apakah Anda masih bisa menabung atau malah sebaliknya?

Bisnis kos-kosan tentu butuh strategi yang mumpuni. Kapan Anda membeli properti, belanja perabotan, dan lain sebagainya tentu harus melewati perencanaan yang matang.

Anda mungkin bisa merencanakan pembelian perabotan jauh-jauh hari dengan mencicil membelinya satu per satu. Atau Anda juga bisa menggunakan perabotan lama yang tidak terpakai di rumah untuk hunian baru yang nanti akan disewakan.

Dan yang terakhir, jangan lupa bahwa setiap bisnis tentu ada risikonya termasuk bisnis sewa menyewa hunian. Kita tidak pernah tahu seperti apa penyewa menggunakan aset yang kita miliki.

Di tangan penyewa, bisa saja terjadi kerusakan kecil atau besar dari perabotan yang kita beli. Oleh karena itu, tetapkanlah kebijakan uang deposit guna meminimalisir kerugian finansial yang bakal Anda alami.