redaksiharian.com – Perubahan citra OnlyFans dari platform konten bermuatan pornografi menjadi rumah bagi seluruh genre konten tampaknya semakin jauh dari kenyataan.

Pasalnya, baru-baru ini, CEO OnlyFans Ami Gan mengungkapkan bahwa konten dewasa akan tetap dipelihara dan memiliki tempat di situs OnlyFans, setidaknya hingga lima tahun ke depan.

Dengan begitu, kata Gan, pembuat konten modelan itu dapat terus mencari nafkah di situs perusahaan yang berbasis di Inggris Raya. Gan menyampaikan hal tersebut ketika berbicara di panggung acara TechCrunch Disrupt baru-baru ini.

Gan juga mencatat bahwa pihaknya sedang bekerja dengan komunitas pembuat undang-undang untuk memastikan bahwa konten dewasa hanya dilihat oleh pengguna yang diizinkan secara hukum untuk melakukannya.

Sempat ingin dilarang pada 2021

Pernyataan Gan itu bertolak belakang dengan rencananya OnlyFans tahun lalu. Tepatnya pada Oktober 2021, OnlyFans sempat mempertimbangkan untuk melarang konten bermuatan hal-hal seksual yang eksplisit.

Tahun lalu, OnlyFans menilai, perubahan kebijakan diperlukan karena ada desakan dari para mitra perbankan dan provider pembayaran terkait hal tersebut. Apalagi, OnlyFans yang selama ini menjadi perusahaan privat, berencana menarik pendanaan dari investor luar dengan target valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,4 miliar (kurs Rp 14.490).

Makanya, tahun lalu, OnlyFans mengaku ingin mengembangkan pedoman kontennya supaya menjadi platform komunitas kreator dan fans inklusif yang berumur panjang. Salah satunya berencana melarang konten pornografi.

Namun, pelarangan konten pornografi itu tak jadi diberlakukan di platform OnlyFans. Alasannya, platform yang didirikan oleh Timothy Stokely itu disebut mendapat kepastian dan kebebasan dari “para rekanan perbankan” untuk mendukung berbagai genre kreator.

Penangguhan larangan konten pronografi ini juga dilakukan OnlyFans setelah rencana tersebut memicu kontroversi dan kecaman dari penggunanya, khususnya sebagian pengguna yang merupakan pekerja seks. yang ikut berkontribusi mempopulerkan OnlyFans.

Dengan begitu, hingga kini, OnlyFans masih bisa digunakan kreator untuk menjual konten pornografi bikinannya. Saat ini, situs OnlyFans sudah diblokir oleh pemerintah Indonesia karena dinilai mengandung konten yang negatif.

Telanjur jadi daya tarik

OnlyFans sebenarnya memiliki cita-cita untuk menjadi wadah bagi para kreator konten, seperti musisi, gamer hingga YouTuber, yang ingin memonetisasi karyanya.

Pengguna atau penggemar bisa berlangganan dan memberikan tip pada kreator yang disukainya. Sayangnya, saat ini “karya” pembuat konten di OnlyFans banyak diisi dengan muatan pornografi yang sangat vulgar, bahkan membuatnya terlihat seperti situs video porno.

Sejak didirikan 2016 silam, konten dewasa tampaknya sudah menjadi daya tarik sendiri di OnlyFans dan membuat popularitas situs OnlyFans terus menanjak selama beberapa tahun belakangan.

Bahkan, OnlyFans membukukan pendapatan miliaran dollar AS tahun lalu. Inilah tampaknya yang membuat OnlyFans masih mempertahankan konten dewasa di situsnya.

Menurut laporan outlet media The Guardian, OnlyFans membukukan pendapatan senilai 4,8 miliar dollar AS atau setara Rp 71,5 triliun dalam periode operasional 12 bulan dari Oktober 2020 hingga September 2021.

Pendapatan tersebut berlipat ganda dari tahun sebelumnya, 2020. Tahun 2020, OnlyFans mencatat penjualan senilai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 28,9 triliun).

Dari pendapatan 4,8 miliar dollar AS itu, OnlyFans membukukan margin laba sebelum pajak sebesar 432 juta dollar AS atau setara Rp 6,4 triliun dalam 12 bulan hingga September 2021. Laba OnlyFans itu melonjak 615 persen dari tahun sebelumnya.

Ini dilaporkan menjadi rekor keuntungan tertinggi OnlyFans sejak platform ini didirikan pada enam tahun silam.

Awal tahun 2022 ini, OnlyFans melaporkan bahwa penggunaan platform meledak pada tahun 2021. Saat ini, kreator konten di platformnya sudah berjumlah 2,1 miliar orang. Sementara, “fans” atau penonton regulernya berjumlah 188 juta.

Menurut OnlyFans, penonton platformnya tumbuh lebih cepat, yakni 128 persen dibanding pertumbuhan kreator yang hanya 34 persen.