redaksiharian.com – – Konsul Jenderal RI Sydney , Vedi Kurnia Buana, bersama ribuan

masyarakat melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah, di Diamond Venue-Canterburry,
Bankstown pada Sabtu (22/4/2023).

Dalam sambutannya, Vedi mengatakan meski Ramadan telah berakhir, keimanan dan ketakwaan harus tetap dijaga.

“Hendaknya kita dapat terus bersemangat
dalam memelihara dan mempertahankan nilai ketakwaan,” ucap Vedi.

Dalam rilis pers yang diterima Kompas.com dari KJRI Sydney pada Sabtu, Vedi mengajak jemaah menggunakan momentum Idul Fitri untuk mempertebal sikap toleransi dan rasa kasih sayang.

Dia juga meminta masyarakat terus memperkuat tali persaudaraan dan memelihara rasa persatuan.

Vedi juga mengucapkan terima kasih kepada Centre for Islamic Dakwah and Education (CIDE) dan semua pihak terlibat yang telah memfasilitasi terselenggara Shalat Id 1444 H.

Ustad Dr Agus Setiawan yang bertindak selaku khatib, dalam khotbahnya menyampaikan bahwa bulan Ramadan sejatinya merupakan bulan pendidikan dan pelatihan.

“Untuk itu, perlu terus mempertahankan nilai keberkahan pada bulan Ramadan yang nanti akan termanifestasikan kehidupan sehari-hari, yaitu semangat dalam menjauhi dosa, mempertahankan nilai kejujuran, dan semangat kebersamaan dan persatuan,” ujarnya.

“Dosa membuat hati tidak tenang, membuat hubungan antara keluarga tidak tenteram dan
lainnya. Maka dari itu bertobat dan beristighfarlah kepada Allah SWT,” ujarnya.

Kegiatan Shalat Idul Fitri ini terlaksana atas inisiatif Centre for Islamic Dakwah and Education (CIDE) New South Wales bersama beberapa organisasi komunitas muslim Indonesia lainnya.

CIDE merupakan salah satu organisasi muslim Indonesia terbesar di Australia.

Presiden CIDE, Herman Rahman, mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan antusias
masyarakat pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri kali ini.

“CIDE mengikuti keputusan Australia
National Imam Council (ANIC) yang menetapkan Idulfitri jatuh pada tanggal 22 April
2023,” imbuhnya.

Tanggal Idul Fitri yang berbeda di berbagai belahan dunia juga terjadi di Australia. Namun
sama sekali tidak menjadi permasalahan.

Yudi, salah satu jemaah yang ikut, tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut.

“Yang terpenting kita dapat menjaga persatuan,” ujarnya.