redaksiharian.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arsul Sani mengomentari kabar pencopotan Komisaris Polisi Petrus Hottiner Simamora ( Kompol Petrus ) usai memerintahkan anak buah mencari uang di luar kantor. Hal itu disampaikannya lewat akun Twitter @arsul_sani pada Selasa 6 Juni 2023.Menurut Arsul Sani , proses terhadap Kompol Petrus tidak terbatas pada pencopotan, tetapi juga perlu menjalankan proses etika profesi kepolisian. Pria 59 tahun itu menekankan hal itu pada Divisi Humas Polri.”Tentu tdk hanya berhenti dg pencopotan saja. Proses etika profesi kepolisian agar dijalankan & jika terdapat unsur pidana, maka proses hukum pidana jg perlu dijalankan. @DivHumas_Polri,” katanya pada cuitan Senin, 6 Juni 2023.Tak hanya memerintahkan anak buah mencari uang, Kompol Petrus juga dikabarkan menerima setoran mencapai Rp650 juta . Kabar ini menyeruak lewat curahan hati (curhat) Anggota Brigade Mobil ( Brimob ) Bripka Andry Darma Irawan .

Bripka Andry Darma Irawan menyebut ia heran soal alasan dirinya dimutasi demosi alias memindahkan jabatan anggota polisi dari hierarki atas ke jabatan yang lebih rendah. Ia mengaku sering disuruh mencari uang di luar kantor oleh Kompol Petrus .Diketahui ia didemosi dari Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Riau di Menggala Junction, Kabupaten Rokan Hilir ke Batalyon A Pelopor di Pekanbaru, Provinsi Riau. Ia pun sudah melobby ke atasannya agar tidak jadi dimutasi karena ibunya sedang sakit komplikasi.“Mohon izin, Komandan. Saya sudah melakukan semua perintah Danyon (Komandan Batalyon) saya, dari pengajuan proposal pembangunan Polindes ke Pemda Rohil dan sudah terbangun klinik tersebut di Kantor Batalyon. Selain itu, saya juga diminta mencarikan uang dari luar oleh Danyon dan sudah saya setorkan sebesar 650 juta, ada bukti-bukti transfernya,” kata Andry.