redaksiharian.com – Kolaborasi antar institusi pemerintah melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan dengan Atase Perdagangan (Atdag) Canberra Kementerian Perdagangan berhasil mengantarkan 10 mitra binaan UMKM LPEI menembus pasar ekspor Australia.
Langkah tersebut ditandai dengan kegiatan pelepasan ekspor bersama di Gudang Bambu, Bantul, Yogyakarta, pada 31 Mei 2023. Kerja sama ini terbangun dalam Program Ekspor Bersama yang bertujuan memperluas akses pasar.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Setiawan Grisanto mengatakan kolaborasi tersebut merupakan salah satu komitmen LPEI dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan agregator untuk membantu para pelaku UMKM mengatasi hambatan ekspor.
“Keberhasilan ini merupakan buah dari kegiatan temu bisnis yang dilakukan LPEI dengan Atase Perdagangan Canberra pada bulan Mei lalu untuk mempertemukan para pelaku usaha dengan pembeli potensial, khususnya di Australia,” kata Gerald.
LPEI memiliki program rintisan ekspor baru atau Coaching Program for New Exporter (CPNE) sejak tahun 2015 dengan tujuan menciptakan eksportir baru. Program CPNE telah diikuti oleh 3.148 pelaku usaha dari berbagai kota di Indonesia dan menciptakan 179 eksportir baru.
Sementara itu, Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawan sangat mengapresiasi dukungan LPEI dalam kegiatan seperti ini. Dirinya pun berharap kolaborasi ini dapat berlangsung terus-menerus dan lebih banyak lagi produk-produk lokal dapat menembus pasar Australia.
Pelepasan ekspor ke Australia kali ini juga memiliki misi khusus, yaitu membawa pelaku UMKM Indonesia yang sudah melalui tahap kurasi untuk turut serta di ajang pameran furnitur dan dekorasi rumah berkelas Internasional yakni Global Sourcing Expo pada bulan Juli mendatang.
Kriteria kurasi yang diterapkan untuk para pelaku UMKM antara lain bergerak di industri furnitur, kerajinan tangan, tekstil, dan dekorasi rumah, memiliki sertifikat produk seperti Sistem Legalitas Verifikasi Kayu (SLVK), memiliki kemampuan untuk memasarkan produk, serta spesifikasi dan kebutuhan sesuai dengan permintaan calon pembeli negara tujuan ekspor.
Adapun 10 mitra binaan LPEI yang telah berhasil melalui tahap kurasi yaitu PT Dekorasi Cipta Indonesia, CV Furniwell Calistaprima, Mebel Anak, PT Astana Wira Karya, CV Kirana Cipta Lestari, CV Ya Sukses Kita Indonesia, PT Kayu Lima Group, CV Xhaka Art, Aninda Furniture, dan CV Dollar Furniture.