redaksiharian.com – Pertumbuhan perekonomian yang stabil dan berkelanjutan membutuhkan stabilitas makro ekonomi yang kokoh serta sistem keuangan yang kuat. Bank Indonesia dalam situs resminya menyatakan, untuk mendukung upaya tersebut, peran Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) menjadi penting karena mereka berkontribusi besar dalam ekonomi Indonesia.
Ini pula yang menjadi alasan pemilik Rolupat Henny Christiningsih (53) berupaya untuk memberikan wadah dan etalase agar produk para UMKM mendunia.
Henny Christiningsih rasanya pantas menyandang sebagai ‘Ratu UMKM’. Di tangannya, para pelaku UMKM memiliki kesempatan besar untuk menjual produk UMKM hingga ke mancanegara.
Tercatat ada 10.000 UMKM yang mendaftar dan masuk dalam keluarga besar Rolupat Batik dan Butik, di kawasan jalan Paus Raya No.84B, RT.1/RW.8, Jati, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220.
Menurut Henny, awalnya ada sekitar 10.000 UMKM yang mendaftar dan ingin bekerja sama dengan dirinya.
“Saat ini, saya membawahi ratusan UMKM dari Jakarta Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Tuban. Kami bekerja sama, saya memperkenalkan produk dan menjual produk mereka,” sebut Henny.
“Lewat kurasi yang kami lakukan, ada 150 UMKM yang lolos,” sambung Henny yang mendapat Nominasi Award 2022 tentang Entrepreneur bangga.
Ia berharap terus mampu menambah mitra UMKM agar mampu berkembang bersama dengan Rolupat. Namun, kurasi harus tetap ia lakukan agar produk UMKM mampu diterima pasar dalam dan luar negeri.
Henny bercerita, Rolupat yang berdiri sejak tahun 2016 adalah bentuk kepedulian dirinya terhadap pelestarian kebudayaan dan pelestarian UMKM yang memerlukan tempat untuk menjual produknya.
“Saya membangun Rolupat di tempat bagus di sini (Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur) untuk bisa meningkatkan daya jual mereka. Jika nilai jualnya tinggi bisa membantu perekonomian mereka,” lanjut cerita Henny.
Di Rolupat, Henny menampung ratusan produk UMKM. Awalnya, para UMKM itu menitipkan produk karena kesulitan mendapatkan modal untuk memperbesar usaha.
“Maka, Rolupat membantu para UMKM itu dengan cara beli putus, sepanjang barang yang kami terima dan kurasi bagus,” sebut dia.
Rolupat kini mengembang lebih besar. Berlokasi di Pulau Gadung, Rolupat memajang produknya di 3 lantai dari tujuh lantai gedung Rolupat. Agar ketrampilan para UMKM terasah, Henny juga menyediakan lantai paling atas untuk pelatihan para UMKM dari memasak untuk bisnis kuliner hingga membatik.
Henny menjelaskan, untuk merangkul para UMKM untuk berada di bawah naungan Rolupat jelas tidak mudah. Dirinya mengakui selain perlu melakukan penyaringan dan pelatihan agar para UMKM kecil berkembang, dirinya membutuhkan lembaga pembiayaan yang kuat seperti PT Bank Rakyat Indonesia.
Kata Henny, para UMKM membutuhkan modal untuk memproduksi makanya ia memilih sistem pembelian putus atau beli secara tunai. Oleh karena itu, Henny membutuhkan dana segar untuk mewujudkannya.
“Dengan BRI, kami membantu peminjaman uang dengan aset milik saya yang dijaminkan. Ini sekaligus untuk meningkatkan ekonomi UMKM kecil karena kami membeli produk secara putus (beli langsung),” ucap Henny.
Henny bercerita, ia berani menjaminkan asetnya untuk mendapatkan kredit untuk untuk meningkatan bisnis UMKM. “Saya sebagai penjamin agar para UMKM kecil ini mendapat pinjaman,” ujar dia.
Pemilik Rolupat ini berkisah, pada awal usahanya, ia memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat dari BRI untuk mendapatkan pinjaman Rp 3 miliar. “Saat itu hanya ada 35 UMKM yang tergabung,” ujarnya. Saat ini, dengan aset yang ia miliki, ia bisa mendapatkan pinjaman hingga Rp 13 miliar, tergantung proyek yang ia garao dengan UMKM.
Henny mengibaratkan dirinya seperti atapnya para UMKM. “Saya menaungi mereka, dari pebisnis makanan, batik, tas, hingga aksesori.
Tak hanya itu saja. Untuk memperluas jangkauan pasar, Rolupat sudah mulai merambah digital sejak tahun 2019. Henny bersama Rolupat bahkan mencicipi keuntungan menggunakan sistem digital.
Tahun 2019, Henny lewat Rolupat menjual produknya di berbagai platform e-commerce. Penjualnya mendaki tinggi saat pandemic COVID-19 melanda. “Ramai sekali, penjualan online hingga mencapai 60 persen,” ujarnya.
Ia juga yakin, pemasaran digital sangat penting sekali bagi pelaku pelaku bisnis UMKM. Tak hanya platform e-commerce, media sosial juga menjadi tempat dagang para UMKM untuk memperluas pasar.