RedaksiHarian – Kevin De Bruyne bisa dibilang menjadi gelandang terbaik di dunia saat ini.
Kontribusi dan performanya untuk Manchester City sejak didatangkan pada 2015 tidaklah main-main.
De Bruyne bahkan berhasil mempersembahkan lima trofi Liga Inggris kepada Manchester City.
Gelandang berusia 32 tahun tersebut juga mampu mengantarkan The Citizens lolos ke final Liga Champions sebanyak dua kali.
Salah satunya berhasil berbuah trofi meskipun ia sempat mengalami cedera di partai puncak.
Tidak hanya memiliki peran penting untuk Manchester City, De Bruyne juga merupakan sosok penting bagi timnas Belgia.
Sejak debut pada 2010, eks gelandang Chelsea itu sudah mencatatkan 99 caps di berbagai kompetisi.
Ia juga sukses mencatatkan 26 gol dan 49 assist untuk timnas Belgia sepanjang kariernya.
Prestasi terbaik De Bruyne adalah mengantarkan timnas Belgia menempati peringkat ketiga Piala Dunia 2018.
Di balik cemerlangnya karier De Bruyne, siapa sangka ia bisa saja bermain untuk negara asal Afrika, yakni Burundi.
Ibu De Bruyne, Anna, lahir dan besar di Burundi karena ayahnya memiliki perusahaan minyak di negara Afrika Timur tersebut.
Anna tidak hanya lahir dan besar di Burundi, tetapi juga mewarisi perusahaan minyak milik ayahnya.
Menurut aturan di sana, De Bruyne bisa saja bermain untuk timnas Burundi karena ibunya lahir dan besar di sana.
Akan tetapi, De Bruyne pada akhirnya memilih untuk membela timnas Belgia.
De Bruyne sendiri lahir di Drongen, Belgia, pada 28 Juni 1991.
Adapun timnas Burundi sendiri bukan merupakan negara dengan tradisi sepak bola yang kuat di Afrika.
Saat ini, mantan lawan timnas Indonesia tersebut hanya berada di peringkat ke-139 FIFA.
Timnas Burundi juga baru debut di Piala Afrika pada edisi 2019 dan hanya finis sebagai juru kunci Grup B.
Pada Piala Afrika 2023, timnas Burundi tidak berlaga karena gagal lolos dari babak kualifikasi.