RedaksiHarian – Pemerintah Honduraspada Minggu (25/6) mengumumkan pemberlakuanjam malam di dua kota di bagian utara setelah lebih dari 20 orang tewas dalam semalaman akibat rangkaian serangan di tengah peningkatan kekerasan di negara itu.
Kelompok pria bersenjata berat melepaskan tembakan pada Sabtu (24/6) malam di sebuah tempat biliar di lingkungan kota pabrik Cholomahingga menyebabkan 13 orang tewas dan beberapa lainnya terluka parah, kata juru bicara kepolisian,Edgardo Barahona, kepada Reuters.
Barahona menambahkan setidaknya 11 pembunuhan lainnya juga terjadi pada Sabtu dalam di lokasi berbeda di daerah Lembah Sulladi utara, termasuk di kota industri San Pedro Sulay.
Presiden Xiomara Castro mengumumkan jam malam selama 15 hari di Choloma antara pukul 21.00 dan 04.00 waktu setempat, yang berlaku sesegera mungkin, dan jam malam di San Pedro Sula mulai 4 Juli.
“Beberapa operasi dalam bentuk penggerebekan, penangkapan, dan di pos-pos pemeriksaan akan dimulai,” kata Castro melalui akunnyadiTwitter.
Sejak Desember 2022, keadaan darurat mulai diberlakukan di beberapa daerah di Honduras sebagai upaya untuk menghadapi geng pembawa kekerasan serta perang wilayah.
Menteri Keamanan Gustavo Sanchez mengumumkan pada Minggu bahwa pemerintah dalam beberapa hari mendatangakan mengirimkan usulan ke Kongres untuk mengklasifikasikan anggota organisasi kriminal atau geng sebagai teroris.
Pada sebuah konferensi pers, Sanchez menambahkan bahwa 1.000 anggota tambahan dari kepolisian dan militer sedang dikirim ke Lembah Sula, tempatCholoma dan San Pedro Sul berada.
Pemerintah juga menawarkan hadiah uang tunai sebesar 800.000 Lempiras (Rp479 juta) bagi masyarakat yang mampu mengidentifikasi dan menangkap pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Choloma, kata Presiden.
Kerusuhan selama akhir pekan itu berlangsungsetelah insiden maut terjadi awal pekan ini di sebuah penjara wanita dekat Ibu Kota Tegucigalpahingga menewaskan 46 orang di tengah laporan soal pembobolan yang dilakukan oleh anggota-anggota geng.
Sumber: Reuters