Cathay Pacific Airways mengatakan Rabu (10/8) bahwa kerugian pada paruh pertama tahun ini menyusut karena pelonggaran aturan karantina meningkatkan jumlah penumpang.

Meski demikian, maskapai penerbangan Hong Kong itu memperingatkan bahwa pembatasan karantina pada awaknya membatasi kemampuannya untuk meningkatkan kapasitas penerbangan.

Perusahaan itu melaporkan kerugian sekitar $637 juta dalam enam bulan pertama, turun dari $964,5 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Hong Kong melonggarkan aturan karantina hotel yang ketat dari 14 hari menjadi tujuh hari awal tahun ini, dan menjadi hanya tiga hari mulai Jumat ini.

Pesawat Cathay Pacific Airways Airbus A350-900 mendekati mendarat di Bandara Internasional Changi di Singapura 10 Juni 2018. (Foto: REUTERS/Tim Chong)

Pesawat Cathay Pacific Airways Airbus A350-900 mendekati mendarat di Bandara Internasional Changi di Singapura 10 Juni 2018. (Foto: REUTERS/Tim Chong)

Hong Kong masih tetap menjadi salah satu dari sedikit wilayah di dunia, termasuk China daratan, yang mewajibkan karantina bagi pelancong yang masuk. Langkah-langkah semacam itu membatasi pemulihan Cathay dan industri pariwisata kota itu, karena para pelancong lebih memilih tujuan lain yang telah dibuka sepenuhnya.

Pendapatan semester pertama Cathay tumbuh 17% menjadi 18,6 miliar dolar Hong Kong, sebagian besar didorong oleh peningkatan penumpang menyusul pelonggaran tindakan karantina. Pada periode itu, tingkat isian penumpang (passenger load factor) sekitar 59%, naik dari hampir 19% pada periode yang sama tahun lalu.

Cathay mengatakan mereka menargetkan bisa beroperasi pada tingkat 65% dari kapasitas kargo pra-COVID, dan 25% dari kapasitas penumpang pra-COVID pada Desember.

”Namun, dalam jangka pendek, cukup jelas bahwa Hong Kong telah tertinggal jauh di belakang pusat-pusat penerbangan internasional lainnya, dan bahwa pesaing regional kami telah pulih lebih cepat dari gangguan yang disebabkan oleh pandemi global,” kata Direktur Eksekutif Cathay Pacific Patrick Healy pada konferensi pers, Rabu.

Ia juga mengatakan bahwa persyaratan karantina pada awak membatasi kapasitas penerbangan maskapai itu. ”Kendala yang terus berlanjut ini juga membatasi kemampuan kami untuk meningkatkan kapasitas meskipun permintaan meningkat,” katanya. ”Setelah semua pembatasan terkait COVID pada awak pesawat dapat dicabut, kami akan secara bertahap dapat meningkatkan kapasitas kargo dan penumpang pada bulan-bulan berikutnya.” [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.