redaksiharian.com – Kereta Api (KA) rute Surabaya-Blitar akan transit di Stasiun Blitar, Jawa Timur, mulai Kamis (1/6/2023) mendatang terkait adanya ketentuan baru dari PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero).
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengatakan, PT KAI akan menerapkan Grafik Perjalanan KA (Gapeka) 2023 pada Kamis (1/6/2023) untuk menggantikan sistem 2021.
“Di mana yang sebelumnya ada kereta kami yang mutar di Blitar tidak perlu transit, tetapi di Gapeka 2023 khusus untuk (KA) Penataran sampai di Blitar ketika ingin melanjutkan ke stasiun via Kertosono itu harus melakukan transit,” terang Anne di Stasiun Malang, Rabu (24/5/2023).
Sebagai informasi, kereta yang melayani rute Surabaya-Blitar, antara lain KA Dhoho dengan rute Surabaya-Blitar via Kertosono dan KA Penataran dengan rute perjalanan yang sama via Malang.
Nantinya, penumpang KA Penataran dalam perjalanan melewati Stasiun Blitar harus transit terlebih dahulu.
Jika penumpang hendak melanjutkan perjalanan, kata Anne, harus berganti kereta di Stasiun Blitar. Sistem itu dinilai efektif untuk mempercepat waktu perjalanan.
“Dengan adanya perpindahan di Stasiun Blitar, kami bisa memotong waktu tempuh sampai 40 menit, yang awalnya kami harus menunggu di Stasiun Blitar sekitar satu jam walaupun tidak berpindah kereta. Tetapi dengan berpindah kereta, kami bisa memotong sehingga waktu tunggunya 15-20 menit,” terangnya.
Belum ada perubahan tarif tiket kereta api
Adapun sejauh ini masih belum ada perubahan tarif atau jumlah tiket yang dibeli terkait perubahan sistem tersebut.
“Proses pembelian penumpang masih menggunakan (aplikasi) KAI Access dan belum ada perubahan terkait tarif dan jumlah tiket yang dibeli, hampir sama dengan tahun sebelumnya,” ujar Anne.
Anne optimistis, sistem transit tersebut berpotensi mendongkrak jumlah penumpang yang ada.
“Perlu diketahui kenapa memperlakukan transit di Stasiun Blitar, untuk melakukan peningkatan kapasitas angkut dan frekuensi perjalanan, khususnya Dhoho, yang saat ini kami melihat volume penumpangnya sudah mencapai atau okupansinya 200 persen,” jelasnya.
Apalagi, potensi penumpang KA Lokal yang ada di Stasiun Malang saat ini volumenya bisa mencapai 3.000 sampai 4.000 orang.
“Bahkan untuk hari-hari tertentu, libur Lebaran dan libur sekolah, itu bisa mencapai 4.500 – 4.700 (orang), tetapi disini kami melihat juga seperti Tumapel, seperti ke Surabaya itu masih melayani di Stasiun Malang,” tuturnya.