RedaksiHarian – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menyampaikan bahwa pekerja migran Indonesia (PMI) merupakan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik.

“Kita yakinkan kepada semua pihak bahwa kami mengirimkan orang-orang terdidik yang telah mengikuti pelatihan,” ujar Benny Rhamdani saat melepas keberangkatan PMI dengan skema Government to Government (G to G) ke Korea Selatan, di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan pekerja migran Indonesia juga sudah dibekali dengan kemampuan bahasa negara penempatan.

Ia berharap para pekerja migran Indonesia dapat bekerja disiplin dan menjaga perilaku di tempat kerja untuk menunjukkan wajah Indonesia yang baik di negara penempatan.

“Harga diri negara ini akan dilihat sejauh mana para pekerja kita bekerja di negara-negara penempatan. Patuhi perjanjian kerja yang sudah ditandatangani,” tuturnya.

Pada hari ini (26/6), sebanyak 211 PMI akan diberangkatkan untuk bekerja ke Korea Selatan di sektor manufaktur dan perikanan.

Dalam kesempatan itu, Benny berpesan agar para pekerja migran Indonesia untuk tidak takut melapor jika ada kendala atau mendapatkan perlakuan tidak baik di negara penempatan.

“Jika ada hal tidak mengenakkan atau ada perlakuan yang merendahkan jangan takut untuk melapor. Kita harus lawan,” katanya.

Ia menekankan bahwa negara akan hadir membela karena PMI merupakan salah satu penyumbang terbesar devisa setiap tahunnya.

“PMI ini pahlawan devisa, Rp159,6 triliun setiap tahunnya, nomor dua setelah sektor migas,” katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta semua pihak untuk tidak memandang negatif pekerja migran Indonesia sebagai pekerja rendahan.

“Maka itu, setiap pelepasannya kita melakukan prosesi penghormatan,” ujarnya.

Benny juga meminta agar para PMI dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung sebagai modal usaha di Tanah Air.

“Disiplin, rajin menabung, kembali ke Indonesia bawa uang banyak, tidak kembali lagi tapi uang itu digunakan untuk modal usaha dan membangun kampung halaman,” ucapnya.