Inggris mengatakan Rusia “hampir pasti membentuk formasi pasukan-pasukan darat baru yang besar” yang mungkin mencakup batalion “sukarelawan” untuk mendukung serangannya di Ukraina.

Kemunculan korps sukarelawan yang signifikan ini menggarisbawahi adanya tantangan yang dihadapi Presiden Rusia Vladimir Putin dan para perencana perangnya sewaktu mereka berupaya menaklukkan republik pasca-Soviet yang jauh lebih kecil itu.

Intelijen Pertahanan Inggris pada Rabu (10/8) menggambarkan formasi baru itu sebagai “Korps Angkatan Darat ke-3” atau 3 AC dan menyatakan markasnya berada di Mulino, di Nizhny Novgorod Oblast di sebelah timur Moskow.

Penilaian itu muncul dalam cuitan data intelijen terbaru Kementerian Pertahanan.

“Rusia kemungkinan besar berencana untuk menyediakan sebagian besar 3 AC dari battalion-batalion “sukarelawan” yang baru dibentuk, yang dikembangkan di seluruh penjuru negara, dan yang kelompoknya bersama-sama direkrut dari daerah yang sama,” cuit kementerian.

Kementerian mengutip para pejabat regional Rusia yang mengatakan mereka yang berpotensi direkrut 3 AC ini “ditawari bonus uang tunai yang menarik begitu mereka ditempatkan di Ukraina.”

Konvoi pasukan Rusia yang menggunakan kendaraan berlapis baja di bagian wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, Ukraina, 23 Juli 2022. (Foto: Reuters)

Konvoi pasukan Rusia yang menggunakan kendaraan berlapis baja di bagian wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, Ukraina, 23 Juli 2022. (Foto: Reuters)

Ratusan ribu tentara Rusia turut serta atau mendukung invasi besar-besaran terhadap Ukraina yang dimulai pada 24 Februari, menyusul delapan tahun dukungan Rusia bagi separatis bersenjata di Ukraina Timur.

Para analis militer Barat berpendapat bahwa Putin serta dinas militer dan intelijennya memperkirakan kemenangan cepat, yang belum terwujud hingga kini.

Sejak gagal merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada awal invasi, para komandan Rusia telah menganjurkan agar mereka mengonsentrasikan pasukan di daerah di bagian timur dan selatan Ukraina.

“Para komandan Rusia kemungkinan besar terus dihadapkan pada prioritas-prioritas operasional yang bersaingan untuk memperkuat ofensif Donbas (di Ukraina Timur), dan memperkuat pertahanan terhadap serangan balik Ukraina yang diantisipasi di bagian selatan,” kata Intelijen Pertahanan Inggris.

Para pejabat pertahanan AS baru-baru ini memperkirakan 70 ribu hingga 80 ribu tentara Rusia telah tewas atau cedera dalam pertempuran itu.

Pemerintah Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa 100 hingga 200 tentaranya tewas setiap hari. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.