redaksiharian.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendorong setiap pemerintah daerah (pemda) membuat terobosan-terobosan sebagai langkah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.
“Harus ada gagasan-gagasan, terobosan-terobosan misalnya tiap kabupaten harus bisa menjadi lumbung pangan dan juga lebih mendorong penggunaan pupuk organik,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Padang, Sumatera Barat, Sabtu.
Dorongan tersebut disampaikan Mentan pada kegiatan temu profesi Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Pusat Pendidikan Pertanian Kementan RI.
Temu profesi Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan ini merupakan bagian dari rangkaian Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Ke-XVI di Kota Padang.
Mentan Syahrul mengatakan dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global di mana 30 persen produktivitas pertanian diperkirakan akan terus menurun.
Menurutnya, keberadaan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan strategis dalam mendukung sektor pertanian di Tanah Air. Para duta tani diharapkan menjadi bagian dari regenerasi petani, serta mampu mengantisipasi perubahan iklim maupun ancaman krisis pangan global.
“Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan adalah masa depan pertanian bangsa ini,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, eks Bupati Gowa tersebut mengimbau para petani di Tanah Air agar memanfaatkan fasilitas permodalan yang telah disiapkan pemerintah melalui perbankan yakni kredit usaha rakyat (KUR).
“Manfaatkan KUR untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis pertanian,” ucap dia.
Senada dengan itu, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menyemangati para Duta Tani bahwa masa depan pembangunan pertanian Indonesia berada di tangan generasi tersebut.
“10 tahun ke depan kalian lah yang mengambil bagian dari proses regenerasi petani, untuk itu kalian harus bersiap menerima tongkat estafet,” ujar Dedi.
Para duta tani diharapkan bisa menularkan inspirasi tentang pengelolaan pertanian di masa depan kepada masyarakat luas. Kemudian melalui temu profesi, kelompok tersebut didorong pula untuk menggali pengetahuan bagaimana menjadi petani dan pebisnis yang tangguh.