redaksiharian.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik peran industri keramik dan mineral non-logam dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) agar bisa diisi oleh produk-produk yang memenuhi mutu standard.

“Peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI),” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Ratna menyampaikan hal tersebut dalam Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, Selasa.

Kegiatan rutin tahunan ini bertujuanmemberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.

“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.

Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.

”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.

“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam peta jalan industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” sebutnya.

Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.

“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada tahun 2024,” kata Edy.