redaksiharian.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi membagikan ilmu dan informasi terkait konsep bisnis digital yakni soal social media branding untuk masyarakat di Sumatra melalui seminar web pada Senin (10/10).
Direktur Eksekutif ICT Watch Indiriyanto Banyumurti dalam seminar web tersebut membahas mengenai konsep social media branding ditinjau dari perspektif cakap digital.
“Social media branding adalah sebuah kegiatan branding yang dilakukan menggunakan media sosial. Dengan melakukan social media branding dapat membantu usaha atau brand kita untuk meningkatkan penjualan dan memperoleh serta memperluas pasar baru,” kata Indiriyanto dikutip dari keterangan pers Kemenkominfo dan Siberkreasi, Selasa.
Lebih lanjut, Indiriyanto membagikan sejumlah kiat yang dapat dilakukan untuk meningkatkan branding di media sosial.
“Pertama, konsisten dalam membuat dan mem-posting konten. Kedua, tentukan jam posting-an di media sosial agar dapat dilihat dengan mudah oleh konsumen. Ketiga, gunakan desain yang menarik. Terakhir, buat konten yang relevan dan bermanfaat,” papar Indiriyanto.
Di sisi lain, relawan MAFINDO Jakarta sekaligus praktisi literasi digital Sukma Nurjagat memperkaya pembahasan mengenai konsep social media branding ditinjau dari perspektif etika digital.
“Social media branding tidak lepas dari yang namanya etika karena dalam melakukan branding kita melakukan komunikasi untuk memberikan informasi kepada siapa audience saya,” kata Sukma.
Selanjutnya, ia juga membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan untuk tetap berperilaku etis dalam melakukan branding di media sosial.
“Pertama, tidak membuat konten yang menjelek jelekkan brand lain. Kedua, selalu memberikan informasi yang jujur. Terakhir, selalu pahami jika komunikasi yang kita lakukan di dunia digital adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia bukan manusia dengan teknologi,” ujar Sukma.
Ada pula Komite Edukasi Mafindo dan praktisi literasi digital Julita Hazelianan melengkapi pembahasan mengenai konsep social media branding ditinjau dari perspektif pilar aman digital.
“Apa pun aktivitas yang kita lakukan di ruang digital tidak pernah ada yang 100 persen aman. Karenanya, selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua hal yang ada di internet dapat menjadi satu proteksi keamanan yang paling efektif untuk menghindarkan kita dari tindakan kejahatan internet,” kata Julita.