Bernardo dan Arthur Lima akhir Juli lalu kembali ke ruang operasi terakhir mereka untuk memisahkan otak mereka yang menyatu. Proses itu dipimpin Owase Jeelani bersama Dr. Gabriel Mufarrej yang merupakan Kepala Pembedahan di Instituto Estadual do Cerebro Paulo Niemeyer, di Rio de Janeiro.

Salah seorang pakar bedah syaraf dari State Brain Institute Paulo Niemeyer yang juga ada dalam tim itu, Dr. Elias Tanus mengatakan, “Kami tidak menjalankan perawatan sebagaimana yang ada dalam buku dan lalu mengikutinya seperti saat mengikuti proses dalam resep kue. Sebagian (teori) memang diperlukan, tidak hanya diagnosis vascular tetapi juga resonansi, tomografi, dan pembuatan maket tiga dimensi menyerupai kepala anak yang akan dibedah. Jadi kami dapat melakukan pembedahan dan perawatan secara khusus dan individual untuk patologi itu.”

Sebelum operasi pembedahan sebenarnya dimulai, beberapa pakar bedah telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menguji berbagai teknik pembedahan, dan juga realitas virtual.

Balita kembar itu sebelumnya telah menjalani tujuh operasi pembedahan. Sementara dalam operasi kali ini ada 100 staf medis ikut terlibat. Hal ini memungkinkan tim dokter dan teknisi membantu proses operasi, termasuk pakar bedah anak di RS Great Ormond Street, Owase Jeelani.

Pakar bedah syaraf Dr. Gabriel Mofarrej mengatakan, “Saya selalu percaya, saya selalu memiliki banyak harapan. Tetapi tidak pernah ada kepastian. Kepastian bahwa saya akan dapat memisahkan mereka. Saya tidak memiliki hal ini karena ini sangat sulit. Tetapi saya memiliki banyak harapan dan iman. Saya belajar dari satu ungkapan – bahwa ketika Anda memiliki 1% peluang, maka Anda harus punya 99% keyakinan.”

Para dokter merayakan keberhasilan pembedahan balita kembar dempet di kepala setelah lebih dari 27 jam operasi pembedahan. Keberhasilan ini membuat dua anak laki-laki berusia tiga tahun itu untuk pertama kalinya mandiri satu sama lain.

Pakar bedah Inggris yang memimpin operasi itu, Owase Jeelani mengatakan, “Kami baru saja menyelesaikan operasi pemisahan anak kembar ini. Operasi berjalan sangat baik, ada tim luar biasa di sini, ada Dr. Mofarrej dan lainnya. Semua berjalan sangat baik.”

Menurut Gemini – suatu badan derma internasional yang terlibat dalam riset dan perawatan anak-anak kembar dempet di bagian tengkorak kepala – setiap tahun ada sekitar 60.000 anak kembar lahir dengan komplikasi. Lima persen diantaranya dempet di bagian tengkorak kepala atau dikenal sebagai anak-anak craniopagus. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.