redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Dua emiten produsen kertas yang juga menjadi bagian dari Grup Sinarmas resmi merilis kinerja keuangannya pada semester pertama tahun 2022.

Adapun dua emiten tersebut yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Keduanya sama-sama memproduksi kertas dan juga bagian dari Grup Sinarmas.

Untuk TKIM, pada semester I-2022 mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 41,65% menjadi US$ 167,72 juta atau sekitar Rp 2,48 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$), dari sebelumnya sebesar US$ 118,41 juta atau Rp 1,75 triliun pada periode yang sama tahun 2021.

Dari sisi top line, pendapatan TKIM juga mengalami kenaikan. Mengacu pada laporan keuangan yang tidak diaudit, pendapatan neto TKIM naik 14,71% menjadi US$ 601,21 juta per Juni 2022, dari sebelumnya pada Juni 2021 sebesar US$ 524,12 juta.

Pendapatan dari segmen kertas budaya naik 14,77% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 422,45 juta dan menyumbang 70% dari total pendapatan.

Sementara itu pendapatan dari penjualan kertas industri dan lainnya juga naik cukup signifikan yakni 14,56% yoy menjadi US$ 178,76 juta dan menyumbang 30% dari total pendapatan TKIM per akhir Juni 2022.

Beban pokok produksi perseroan juga ikut naik 15,72% (yoy) menjadi US$ 489,81 juta di semester I-2022, yang turut mengerek naik beban pokok penjualan atau (Cost of Goods Sold/COGS) TKIM meningkat 13% (yoy) menjadi US$ 509,6 juta.

Kenaikan pendapatan dengan beban langsung cenderung in-line. Namun laba bruto TKIM masih mampu naik 23,65% yoy menjadi US$ 91,6 juta.

Meski begitu, beban usaha TKIM cenderung naik, di mana hal ini disebabkan oleh kenaikan beban penjualan yang naik 26,3% menjadi US$ 36,67 juta pada semester I-2022. Namun, beban umum dan administrasi perseroan kembali turun 24,23% menjadi US$ 16,32 juta per akhir Juni 2022.

Oleh sebab itu, laba usaha TKIM pada semester I tahun ini naik 64,29% menjadi US$ 38,6 juta (yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 23,5 juta.

Dari sisi neraca, total aset TKIM tumbuh 3,64% menjadi US$ 3,28 miliar pada semester I tahun ini, dari sebelumnya pada posisi akhir tahun lalu sebesar US$ 3,16 miliar.

Sedangkan total liabilitas perseroan tercatat turun 3,44% menjadi US$ 1,36 miliar per akhir Juni 2022, dari sebelumnya sebesar US$ 1,41 miliar per akhir Desember 2021.

Adapun untuk total ekuitas TKIM juga naik 9,3% menjadi US$ 1,92 miliar pada semester I-2022, dari sebelumnya sebesar US$ 1,76 miliar dari posisi akhir 2021.

Setelah TKIM, kita beralih ke INKP, di mana pendapatan bersih perseroan pada semester I-2022 naik 19,29% menjadi US$ 1,94 miliar atau sekitar Rp 28,73 triliun, dari sebelumnya sebesar US$ 1,63 miliar atau sekitar Rp 24,08 triliun.

Pendapatan dari INKP untuk pasar lokal tumbuh 25,81% (yoy) menjadi US$ 910,84 juta. Sementara untuk segmen pasar ekspor juga tumbuh 14,06% (yoy) menjadi US$ 1,03 miliar.

Dilihat dari produknya, semua jenis produk INKP juga mencatatkan kenaikan penjualan. Untuk jenis produk kertas budaya naik 13,42% (yoy), pulp naik 33,24% (yoy), dan kertas industri, termasuk tisu tumbuh 15,6%.

Beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan sebesar 10,62% (yoy) menjadi US$ 1,19 miliar, sehingga laba kotor pada semester I-2022 mencapai US$ 747,92 juta, naik 36,33% (yoy).

Sedangkan, total beban usaha naik 26,73% yoy menjadi US$ 219,04 juta, disumbang oleh kenaikan beban penjualan sebesar 44,13% yoy dan berkontribusi terhadap 70,8% dari total beban usaha.

Laba usaha INKP pun naik 40,75% yoy menjadi US$ 528,88 juta hingga akhir Juni 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 375,76 juta.

Alhasil, laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik 39,72% yoy menjadi US$ 395,27 juta atau sekitar Rp 5,85 triliun pada semester I-2022, dari sebelumnya sebesar US$ 282,9 juta atau sekitar Rp 4,19 triliun di semester I-2021.

Dari sisi neraca, total aset INKP tumbuh 3,17% menjadi US$ 9,26 miliar pada semester I tahun ini, dari sebelumnya pada posisi akhir tahun lalu sebesar US$ 8,98 miliar.

Sedangkan total liabilitas perseroan tercatat turun 2,2% menjadi US$ 4,13 miliar per akhir Juni 2022, dari sebelumnya sebesar US$ 4,22 miliar per akhir Desember 2021.

Adapun untuk total ekuitas INKP juga naik 7,92% menjadi US$ 5,13 miliar pada semester I-2022, dari sebelumnya sebesar US$ 4,76 miliar dari posisi akhir 2021.