Pasar Asia dan harga minyak sebagian besar turun pada Senin (11/7) menyusul adanya wabah baru COVID-19 di Shanghai yang dikhatirkan akan membuat kota tersebut di-lockdown.

Berita itu muncul setelah laporan pekerjaan AS yang melampaui perkiraan pekan lalu mengindikasikan negara perekonomian utama dunia itu sejauh ini dapat mengatasi kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve, memberikan ruang untuk lebih banyak dalam memerangi inflasi yang melonjak.

Orang-orang berjalan melewati papan elektronik bank yang menunjukkan indeks saham Hong Kong di Bursa Efek Hong Kong Senin, 14 Februari 2022. (Foto: AP)

Orang-orang berjalan melewati papan elektronik bank yang menunjukkan indeks saham Hong Kong di Bursa Efek Hong Kong Senin, 14 Februari 2022. (Foto: AP)

Beijing sendiri terpaku pada strategi nol-COVID untuk memusnahkan penyakit itu. Sementara terdapat kekhawatiran yang meningkat bahwa pihak berwenang akan kembali menerapkan lockdown padahal penduduk Shanghai baru selesai mengalami karantina pada Juni lalu.

Ada juga infeksi baru yang ditemukan di bagian lain negara itu, termasuk Beijing.

Namun, keuntungan dibukukan di Tokyo karena para pedagang menyambut blok penguasa Jepang yang mengamankan kemenangan telak dalam pemilihan majelis tinggi pada Minggu (10/7), yang diadakan beberapa hari setelah pembunuhan mantan perdana menteri Shinzo Abe.

Hasilnya akan memberikan stabilitas kepada pemerintah, sementara ada juga harapan untuk perombakan kabinet dan stimulus ekonomi.

Kekhawatiran tentang kejutan lain terhadap ekonomi China dari kemungkinan lockdown juga melemahkan pasar minyak karena adanya kekhawatiran permintaan minyak akan terpukul. (Foto: AP)

Kekhawatiran tentang kejutan lain terhadap ekonomi China dari kemungkinan lockdown juga melemahkan pasar minyak karena adanya kekhawatiran permintaan minyak akan terpukul. (Foto: AP)

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.