RedaksiHarian – Khamzat Chimaev menagih pertandingan gelar kelas menengah usai berhasil mengalahkan Kamaru Usman pada UFC 294, Oktober 2023.
Dia menantang petarung yang sedang menduduki takhta kelas menengah UFC saat ini, Dricus Du Plessis.
Chimaev berharap pertandingan selanjutnya yang ia lakoni adalah laga untuk memperebutkan sabuk juara.
“Siapa lagi yang akan melawannya,” kata Chimaev kepada ESPN dikutip MMAFighting, bulan Januari lalu.
“Israel Adesanya sudah habis (kata dia) sampai 2027. Semua orang ini bertarung satu sama lain.”
“Hanya saya yang tak terkalahkan dan tak terbantahkan, jadi saya tidak tahu.”
“Mereka berjanji kepada saya setelah laga melawan Usman bahwa (saya) pasti akan bertarung demi gelar, dan saya memenangkan laga itu. Saya tidak tahu apa yang terjadi,” ujarnya.
Meskipun sebuah laga pertandingan gelar bagi Chimaev memunculkan keraguan bagi banyak orang.
Pasalnya, Chimaev hanya mengalahkan petarung yang datang dari kelas welter.
Chimaev bahkan belum menghadapi petarung jajaran 10 besar di kelas menengah.
Mengetahui itu, Hermansson memberikan pendapatnya apakah Chimaev layak naik ke pertandingan gelar.
Dia mengungkapkan kelebihan dan kekurangan petarung berjuluk Borz.
“Ia (Chimaev) jelas berada di atas sana dalam hal kemampuan, dan tak diragukan lagi ia dapat menjadi hebat…”
“Namun saya setuju bahwa ia belum teruji dalam divisi ini.”
“Ia hanya menjalani satu laga melawan atlet middleweight yang layak, yaitu Gerald Meerschaert, maka saya dapat mengerti bahwa banyak orang ingin melihatnya melawan beberapa lawan lagi sebelum ia mendapatkan perebutan gelar,” ujarnya.
Hermansson mengakui bahwa level gulat Chimaev memang sudah berada di level yang lain.
Akan tetapi kekuatan Chimaev dalam pertarungan masih belum teruji, terlebih ia juga belum pernah melakoni pertandingan lebih dari tiga ronde sepanjang karier MMA profesional.
Adapun Chimaev sudah dua kali mendapatkan pertarungan yang sulit yaitu saat menghadapi Gilbert Burns dan Kamaru Usman.