redaksiharian.comDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak hingga Selasa (18/10/2022) bertambah menjadi 49 kasus.

“Di Jakarta saat ini sudah ada 49 kasus per-pagi ini, tetapi ini hasil akumulasi dari Januari 2022,” sebut dr. Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, melalui siaran langsung pada akun Instagram resmi @dinkesdki, Selasa (18/10/2022).

Ngabila pun mengakui bahwa penyebab fenomena gagal ginjal akut misterius pada anak masih belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Meskipun demikian, ia meminta agar para orang tua tidak panik, tetapi tetap waspada.

Terkait kasus ini, Provinsi DKI Jakarta melalui Dinkes telah melakukan upaya berupa menyediakan data untuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) terkait hasil penyelidikan epidemiologi kasus gagal ginjal ini. Data-data tersebut diperoleh dari puskesmas DKI Jakarta.

“Saat ini kami juga sedang berproses untuk membuat surat regulasi yang lebih teknis agar tenaga kesehatan di lapangan mudah melakukan penapisan alur pengiriman spesimen,” sebut Ngabila.

Orang tua diminta untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala penurunan volume atau tidak ada buang air kecil sama sekali. Selain volume air kencing, orang tua juga harus mewaspadai gagal ginjal akut bila anak mengalami gejala demam, infeksi saluran pernafasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah).

Sementara itu, dr. Yanti Herman, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes menyatakan bahwa gangguan ginjal akut progresif atipikal ini umumnya terjadi pada anak usia 0 sampai 18 tahun dengan mayoritas balita, tidak memiliki riwayat kelainan ginjal, hingga tidak mengalami demam atau gejala infeksi lain dalam 14 hari terakhir.