redaksiharian.com – Karantina Pertanian Banjarmasin mulai melakukan penguatan biosekuriti berupa disinfeksi terhadap hewan sapi dan alat angkutnya, baik kapal maupun truk yang masuk ke Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui pelabuhan jelang Hari Raya Idul Adha1444 Hijriah
“Penerapan biosekuriti perlu ditingkatkan untuk menjamin kesehatan hewan, sehingga nantinya dagingnya tetap aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto di Banjarmasin, Minggu.
Diakui dia, menjelang Idul Adha frekuensi pemasukan sapi potong ke Kalsel meningkat dari yang biasanya seminggu sekali, kini menjadi tiga kali dalam seminggu. Frekuensi pemasukan tersebut diprediksi akan terus bertambah hingga mendekati Idul Adhapada akhir Juni.
Oleh karena itu, pengawasan, pemeriksaan, dan penerapan biosekuriti, lanjutnya, menjadi upaya petugas Karantina Pertanian mencegah penyebaran penyakit pada hewan ternak yang dilalulintaskan.
Hartanto menyebut salah satu daerah pemasok sapi potong ke Kalsel yaitu Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).Seperti yang terbaru, kata dia, telah tiba 550 sapi asal Kupang masuk melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, menggunakan kapal tol laut Camara Nusantara 6.
Setibanya di pelabuhan, lanjutnya, petugas Karantina mengecek kondisi kesehatan sapi dan memastikan bebas hama penyakit hewan karantina, serta dokumen dari daerah asal lengkap.
Sebelum dilalulintaskan, kata Hartarto, sapi potong asal Kupang tersebut juga sudah dikarantina di daerahnya selama 14 hari untuk memastikan tidak ada gejala hama penyakit hewan karantina, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).
Begitu juga pemasukan 28 sapi dan 50 kambing yang berasal dari Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), melalui Pelabuhan Kotabaru. Petugas Karantina melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan dokumen persyaratan Kode QR yang ada pada penanda telinga sapi juga dipindai untuk memeriksa riwayat vaksinasi PMK dengan hasil sehat.