RedaksiHarian – Martin masih menjadi kandidat kuat penantang gelar juara dunia pada musim ini, setelah apa yang ia tampilkan bersama Bagnaia di musim lalu.
Runner-up MotoGP 2023 itu telah merajai sesi sprint.
Dia juga konsisten menjadi pembalap yang sering mencatatkan lap-lap cepat di atas Desmosedici GP.
Namun, kecepatan sangar Martin terkadang tiada gunanya ketika dia justru balapan dengan ceroboh dan melakukan kesalahan.
Seperti di paruh kedua musim lalu ketika ia beberapa kali melakukan kesalahan hingga merugikan dirinya sendiri.
Selain kesalahan sendiri, Martin juga sempat diliputi prasangka buruk tentang ban dari Michelin.
Dia merasakan keanehan ban Michelin juga sempat dirasakan Martin ketika memasuki babak akhir persaingan perebutan gelar.
Soal permasalahan itu, sebenarnya Martin berusaha mengesampingkan. Tetapi pada akhirnya dia belum move on sepenuhnya.
Kendati masih diliputi prasangka buruk tentang sabotase ban, Martin tetap mengakui keunggulan Bagnaia yang konsisten sampai akhir musim lalu.
Rivalitas Martin dengan Bagnaia sejatinya seperti persaingan antar-sahabat. Keduanya sudah pernah jadi rekan setim saat masih di kelas Moto3 di tim Aspar pada musim 2015 dan 2016.
Namun mereka memiliki hubungan pertemanan yang baik di luar maupun di dalam sirkuit.
Martin pun tetap menaruh respek pada keberhasilan Bagnaia yang telah total mengoleksi tiga gelar juara dunia, termasuk di kelas menengah.
Meski ambisi dan tekadnya besar untuk bersaing dan mengalahkan mantan rekan setimnya, pembalap asal Spanyol itu tidak lupa bahwa mereka tetap saling berteman.
“Pecco adalah seorang juara dan saya selalu sangat menghormatinya,” ujar Martin.
“Hari ini dia adalah juara dunia tiga kali dan saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk mengalahkan dia.”
Berbeda dengan tahun lalu, di MotoGP 2024 ini Martin merasa seiap sejak ronde pertama nanti digelar.
Tidak ada cedera dan tidak ada masalah fisik yang mengganggunya, membuat dia siap untuk bertarung sejak awal.
Tidak hanya Pecco, Martin pun tetap mewaspadai kebangkitan para penunggang Ducati lainnya yang mungkin bisa membuat kejutan dan muncul sebagai rival baru.
Tidak terkecuali pindahnya Marc Marquez dan Franco Morbidelli yang kini juga satu payung dengannya.
“Musim lalu saya melakukan terlalu banyak kesalahan dan masalah, tapi saya bisa tampil cepat di setiap akhir pekan,” ujar Martin.
“Ini bagus untuk kepercayaan diri saya. Tujuan saya adalah mengurangi kesalahan dan jika ragu, maka saya akan menerima posisi kedua, ketiga bahkan mungkin kelima.
“Saya harus tetap tenang, benar-benar fokus, tidak boleh melakukan kesalahan apapun,” jelasnya.