redaksiharian.com – Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan Indonesia bisa menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Hal ini bisa tercapai pada tahun 2027.

Torehan ini tak lepas dari kekayaan alam Indonesia yang mendukung infrastruktur ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya Indonesia memiliki cadangan tambang yang bisa menjadi bahan baku pembuat baterai mobil listrik.

Indonesia disebut oleh Jokowi memiliki bahan baku baterai listrik seperti tembaga, nikel, bauksit, dengan timah. Karenanya, hal ini membuat Indonesia bisa menjadi pasar industri kendaraan listrik yang potensial.

“Nantinya ekosistem besar ini dibangun, nikel diintegrasikan dengan tembaga, dengan bauksit, dengan timahnya karena ada di pulau yang berbeda-beda,” kata Jokowi .

“Ini jika bisa diintegrasikan bisa menghasilkan EV baterai, lithium baterai, itu saja saya enggak tahu berapa kali nilai tambah yang muncul,” ucap Jokowi .

Karena hal tersebut, Jokowi menjelaskan Indonesia bisa menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Ia memperkirakan hal tersebut bisa terjadi pada tahun 2027-2028.

“Kalau bisa masuk lagi ke mobil listrik yang kita jadi produsen terbesar mobil listrik terbesar di dunia. Saya enggak tahu nilai tambah yang muncul di angka berapa. Perkiraan saya di 2027-2028, jadi ini barang. Jangan takut, konsisten, kawal terus,” tuturnya.

Hal yang sama juga pernah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menjelaskan Indonesia bisa menjadi produsen kendaraan listrik terbesar karena banyaknya investasi yang akan masuk.

Luhut menyatakan dari produsen mobil listrik China, Wuling, raksasa otomotif Korea Selatan Hyundai, BYD dari China, hingga Tesla Amerika Serikat akan investasi di Indonesia.

“Ini kalau Anda lihat, semua di sini. Hampir semua pemain ( mobil listrik), bukan hampir semua, tapi semua pemain besar mobil dunia pun sudah masuk, akan masuk di kita,” ucap Luhut menjelaskan.

“Terakhir itu BYD yang nomor satu di dunia, nomor dua ada Tesla, Hyundai, dan seterusnya,” ucap dia kembali dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Kamis, 19 Januari 2023.

Luhut menjelaskan bahwa perusahaan otomotif tersebut sudah sampai pada tahap finalisasi. Mereka tinggal mengumumkan saja rencana investasinya di Indonesia.

Meskipun begitu, Luhut tak mau menyebutkan merk mobil listrik mana saja yang mau mencapai tahap finalisasi. Pasalnya BYD dan Tesla sama-sama masih belum masuk ke Indonesia.

“Ini semua sudah memfinalisasi perjanjian-perjanjian dengan Indonesia dengan keputusan kita. EV yang sudah kemarin di rapat kabinet, dan kita bisa announce (umumkan segera),” ucap Luhut.***