Mengakhiri kunjungan kerjanya, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol. Jokowi mengajak Korsel untuk ikut menanamkan modal dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Presiden Joko Widodo mengatakan Korea Selatan berminat untuk berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan berlokasi di Penajam Paser, Kalimantan Timur.

Itu disampaikan Jokowi seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, Kamis (28/7).

“Kita juga telah memulai kerja sama dalam pengembangan ibu kota baru Nusantara, antara lain kerja sama dalam bidang pembangunan sistem penyediaan air minum, dan capacity building di pembangunan smart city,” ungkap Jokowi.

Senada dengan Jokowi, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengapresiasi kerja sama pembangunan IKN Nusantara. Menurutnya, pengalaman Korea Selatan dalam membangun kota Sejong dapat menjadi referensi yang baik bagi Indonesia.

“Dalam pertemuan puncak hari ini, kedua negara menyepakati amandemen MoU terkait pemindahan dan pembangunan IKN. Hal ini akan menjadi fondasi bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berkontribusi besar pada pembangunan infrastruktur, SPBE atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan pembangunan smart city di Ibu Kota baru di Indonesia,” ujar Presiden Yoon.

Lebih jauh, Jokowi mengatakan, menandai hubungan diplomatik antara kedua negara ke-50 tahun pada tahun depan, penguatan kerja sama dalam bidang ekonomi seperti industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, dan energi terbarukan berkembang cukup pesat dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Ia meminta secara khusus kepada Presiden Yoon agar mendukung percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia.

“Dan terkait dengan hal ini saya menyambut baik penandatangan MoU antara Kementerian Investasi, Posco Korea, dan Krakatau Steel Indonesia terkait dengan investasi di bidang inudstri baja otomotif untuk kendaraan listrik dan partisipasi dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara. Nilai investasinya keseluruhan mencapai USD6,37 miliar dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja,” tutur Jokowi.

Presiden Yoon menyambut baik peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi antar kedua negara. Menurutnya, dalam pertemuan kali ini kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama kongkret yang mencakup bidang rantai pasok dan keamanan atau ketahanan ekonomi.

“Saya dan Presiden Jokowi sepakat memperkokoh solidaritas yang strategis di bidang industri teknologi mutakhir seperti kendaraan listrik dan baterai, dengan menstabilkan rantai pasok dan memperkuat kerja sama ketahanan ekonomi antar kedua negara. Selain itu kedua negara sepakat untuk menjalankan kerja sama yang intensif terkait agenda yang menjadi perhatian bersama dalam kerangka IPEF atau Indo-Pacific Economy Framework yang dibentuk beberapa waktu lalu,” kata Presiden Yoon.

Isu Kawasan

Dalam pertemuan kali ini kedua pemimpin negara juga berbicara tentang isu kawasan dan global. Presiden Yoon mengatakan kedua negara memiliki tujuan yang sama untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera. Selain itu, kedua negara, ujar Presiden Yoon, memiliki kepentingan yang sama yakni mempertahankan tatanan internasional yang bertopang pada norma.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan di kantor kepresidenan di Seoul, 28 Juli 2022. (YONHAP / AFP)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan di kantor kepresidenan di Seoul, 28 Juli 2022. (YONHAP / AFP)

“Pemerintah baru Korea telah membangun landasan untuk menjalin diplomasi dengan ASEAN. Bagi Korea Selatan, ASEAN merupakan mitra utama untuk perdamaian dan kesejahteraan bersama di kawasan Indo-Pasifik. ASEAN juga menjadi salah satu elemen penting atau bagian penting dalam strategi Indo-Pasifik,” jelasnya.

Presiden Yoon juga mengungkapkan, dirinya dan Jokowi memiliki pandangan yang sama bahwa ancaman nuklir dan rudal Korea Utara cukup mengkhawatirkan. Kedua pemimpin sepakat berupaya bersama-sama untuk menyatukan masyarakat internasional dalam menghadapi hal tersebut.

“Korea dan Indonesia juga akan melakukan kerja sama yang intensif terkait situasi di Ukraina, pangan dan krisis energi. Kedua negara juga akan terus berupaya memulihkan demokrasi di Myanmar dan akan terus memberikan bantuan agar krisis kemanusiaan segera diakhiri,” imbuh Presiden Yoon.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kanan), bersulang dengan Presiden Indonesia Joko Widodo seusai jamuan makan malam di kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 28 Juli 2022. (Jeon Shin/Newsis via AP)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kanan), bersulang dengan Presiden Indonesia Joko Widodo seusai jamuan makan malam di kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 28 Juli 2022. (Jeon Shin/Newsis via AP)

Presiden Yoon juga menyampaikan dukungannya bagi Presidensi G20 Indonesia, dan menyatakan akan menghadiri perhelatan tersebut di Bali pada November mendatang.

“Kedua negara sepakat memperdalam kerja sama terkait isu global terkini. Indonesia adalah satu-satunya anggota G20 di Asia Tenggara dan memegang Presidensi G20 tahun ini. Pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan penuh kepada Indonesia sebagai tuan rumah G20. Saya sangat menantikan November tahun ini untuk menghadiri KTT G20 di Bali, dan saya akan bekerja sama secara proaktif dengan Indonesia agar KTT G20 ini berjalan sukses,” pungkasnya. [gi/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.