redaksiharian.comPIKIRAN RAKYAT – Presiden Joko Widodo alias Jokowi memiliki slogan “kerja, kerja, kerja” atau gawe gawe gawe (dalam bahasa Sunda dan Jawa) sejak terpilih menjadi Presiden pada 2014. Selama 10 tahun sejak dilantik, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Jokowi kini mengakui dia akan cawe-cawe atau ikut campur dalam urusan demokrasi dan politik.

Jokowi dan Ma’ruf Amin menang menghadapi Prabowo dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. Kala itu, Jokowi -Ma’ruf Amin beroleh 55,50 persen suara, unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga Uno, 44.50 persen suara.

Setelah dilantik, Jokowi yang setia dengan slogan “kerja, kerja, kerja” segera mengambil tindakan strategis. Jokowi menerapkan kebijakan yang kurang populer di mata publik yakni mengurangi subsidi energi dan mengalihkannya ke sektor-sektor yang produktif dan jaringan pengaman sosial.

Hasilnya, melansir laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pemerintahan Jokowi mengklaim telah membangun total jalan tol sepanjang 2.042 km. Sementara pembangunan jalan non-tol mencapai 5.515 km.

Selain itu, pemerintahan Jokowi juga mengklaim proyek pengembangan bandara telah mencapai 16 bandara baru, sedangkan 38 bandara telah mengalami perbaikan. Pembangunan proyek pelabuhan juga telah ditingkatkan dengan penambahan 18 pelabuhan baru dan perbaikan 128 pelabuhan.

Presiden memilih fokus pada pembangunan dengan slogan “kerja, kerja, kerja”. Dia tidak ingin terlalu terlibat dalam urusan politik dan pemilihan presiden seperti diungkapkan ketika menghadiri Silaturahmi Ramadhan di Kantor DPP PAN Jakarta Selatan pada 2 April 2023.

“Jadi yang namanya pilpres itu urusannya partai atau gabungan partai, jangan presiden itu diikut-ikutkan. Tapi sering ketua partai ini dikit-dikit (bilang) sudah direstui presiden,” kata Jokowi , 2 April 2023.

Sebulan berselang, Jokowi mengakui dia tidak bisa mengambil jarak dari peta politik nasional dan secara terbuka mengakui sebagai politisi yang harus turut mengurusi proses politik.

“Saya ini politisi sekaligus pejabat publik. Semuanya dibicarakan. Utamanya terkait politik yang menyangkut negara ke depan seperti apa tantangannya,” kata Jokowi di hadapan ketua umum parpol koalisi di Istana Merdeka, 2 Mei 2023, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Jokowi lantas mengucapkan kata ‘ cawe-cawe ’ dalam pertemuan sejumlah pimpinan media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.

“Harus cawe-cawe untuk tingkat nasional, dia menggarisbawahi bahwa ini tidak ada kaitannya dengan abuse of power sebagai Presiden untuk menjaga bonus demografi dan tidak langsung mengatakan ini siapa,” kata Wakil Pimpinan Redaksi Kompas TV Yogi Nugraha usai bertemu Jokowi .

Menurut Yogi Nugraha, konteks cawe-cawe yang diungkapkan Jokowi yakni untuk menjaga momentum 13 tahun ke depan ketika Indonesia memiliki bonus demografi yang melimpah.

“Kemudian dikaitkan lah dengan soal capres, jadi tadi mengatakan begini ‘pemimpin di tahun 2024, 2029 dan 2034 itu sangat krusial untuk mewujudkan 13 tahun,” kata Yogi menirukan Jokowi .

Tindakan cawe-cawe Jokowi dinilai sejumlah pengamat sebagai tidak netralnya kepala pemerintahan terhadap proses politik dan demokrasi yang puncaknya adalah Pemilu 2024. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyebut ada lima alasan yang menyebabkan penguasa tidak netral dalam proses demokrasi.

“Ada 5 kemungkinan Penguasa tidak akan netral : 1) takut ada masalah hukum 2) ingin mewariskan kekuasaan 3) masih ingin menikmati kekuasaan 4) takut program gagal dan mangkrak terbongkar 5) sudah tahu bahwa rakyat mulai tdk suka,” kata Said Didu dikutip Pikiran-rakyat.com dari cuitan Twitter-nya.

Padahal, Jokowi pada pidato pertamanya saat dilantik menjadi Presiden untuk masa jabatan 2014-2019 menekankan slogan “kerja, kerja, kerja” sebagai pilar utama program pemerintahannya.

“Kepada para nelayan, para buruh, para petani, para pedagang bakso, para pedagang asongan, supir, akademisi, guru, TNI, Polri, pengusaha, dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras bahu membahu, bergotong royong, karena inilah momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama, untuk bekerja, untuk bekerja dan bekerja,” kata Jokowi dikutip Pikiran-rakyat.com dari setkab.go.id.***