redaksiharian.com – Jepang membutuhkan ratusan ribu tenaga kerja pertahun guna dipekerjakan di bidang perawatan caregiver dan juga Industri.

Indonesia menjadi salah satu negara sasaran atau negara yang dibidik untuk mengirimkan tenaga kerjanya ke Jepang setiap tahunnya.

Mr Akasaka, Direktur IM Japan atau International Manpower Development Organization Japan mengatakan, negaranya membutuhkan setidaknya 300.000 tenaga kerja pertahun. Umumnya perawat, caregiver, dan bidang kerja lain seperti industri mesin otomotif.

Sementara itu, pihaknya sendiri setiap tahunnya merekrut ke berbagai negara termasuk Indonesia. Diakui dia, pekerja dari Indonesia lebih disukai oleh pengguna atau user di Jepang.

“Meski beda agama tapi kebanyakan cocok dengan orang Jepang. Kemudian kami suka pada orang Indonesia karena semangat kerja mereka, rajin dan pekerja keras,” ujar dia ditemui di Lapangan UPI, Kota Bandung, Rabu 24 Mei 2023.

Saat itu pihaknya bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat tengah menggelar tes fisik bagi calon peserta pemagangan ke Jepang dari Jabar.

Untuk diketahui IM JAPAN merupakan yayasan sosial di Jepang yang bertugas menerima peserta praktek kerja dari luar negeri ( khususnya dari Indonesia ). Mereka membantu perkembangan perusahaan/industry Jepang ( membantu penanaman modal ke Indonesia ) danIM JAPAN adalah sponsor dan pelindung peserta selama di Jepang atau dapat di sebut juga” Bapak Angkat.”

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, penduduk Jepang saat ini 60 persen di atas 60 tahun. Hal itu jadi beban sementara Jepang ingin laju ekonomi mereka terjaga. Di sisi lain kompetitornya luar biasa seperti China.

“Jepang kan terkenal inovasi-inovasi China juga. Nanti pekerja yang mereka rektut tidak hanya operator tapi tenaga ahli juga dibutuhkan jadi terbuka lebar untuk Indonesia, Jabar khususnya,” kata Taufik pada kesempatan yang sama.

Dikatakan Taufik, berdasarkan informasi yang dia dapatkan Jepang setiap tahunnya butuh 160.000 tenaga kerja untuk magang di Jepang. Selain Jabar, Jatim dan Jateng pun turut mengirimkan tenaga kerja mereka ke Jepang.

Pada sesi 2023 ini, Jabar tengah menyeleksi 121 calon peserta Jepang yang sudah sampai ke tahap tes fisik. Jumlah tersebut berasal dari 192 pendaftar yang melalui serangkaian seleksi.

“Kita sudah buka pendaftaran selebar-lebarnya cuma pendaftarnya ada 192 padahal tidak ada batasan kuota untuk magang ke Jepang ini tadi ada 160.000 kebutuhan tenaga kerja untuk magang di Jepang,” ucap Taufik.

Dikatakan dia, kerja sama dengan IM Japan sudah terjalin sejak 30 tahun. Dua tahun setelah pandemi Jepang banyak membutuhkan sekali tenaga kerja sehingga sebetulnya kalau lolos tes tidak ada batasan berapa orang atau kuota sebanyak-banyaknya bisa magang.

Untuk lolos, lanjut dia, kriteria administrasi maksimal 26 tahun, menguasai pengetahuan umum, tes fisik dan kesehatan, dan wawancara. Setelah itu dilatih dua bukan untuk mempelajari bahasa Jepang.

“Kami harap anak-anak muda lulusan SMA S1 ini magang di Jepang. Tentunya akan banyak berguna selain akan tingkatkan skill, SDM akan mempunyai sikap jiwa industri di Jepang itu semangatnya, pas pulang magang tiga tahun bisa bangun Indonesia kita ingin di Jabar punya sikap attitude industri seperti di Jepang,” ucapnya.

Dia menambahkan, meski demikian mereka yang ingin bekerja ke Jepang tetap harus waspada terhadap tawaran-tawaran pihak-pihak yang perusahaan yang tidak ter registrasi di Kemenaker maupun BP3MI .***