redaksiharian.com – Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) disebut cawe-cawe dalam hal politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2004 mendatang, tetapi memberi jaminan tidak bakal memanfaatkan militer dan aparat kepolisian buat memastikan kepentingan nasional tetap berjalan setelah periode kepemimpinannya usai.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5/2023) kemarin.
Menurut GM News and Current Affairs Kompas TV, Yogi Nugraha, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menjanjikan sikap cawe-cawe politik menjelang Pemilu dan Pilpres itu tidak bakal melibatkan tentara dan polisi.
”Ini saya tidak akan menggunakan tentara, saya tidak akan menggunakan polisi, bahwa saya punya cara cawe-cawe, dan saya tahu persis bagaimana cara berpolitik yang baik,” tutur Yogi menirukan kalimat Presiden usai pertemuan, seperti dikutip dari Kompas.id.
Presiden, kata Yogi, juga menyatakan sikapnya tidak terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) sebagai presiden.
Sementara itu Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra mengatakan, dalam pertemuan itu Presiden menekankan pentingnya memilih pemimpin yang tepat dalam 3 momen Pemilu mendatang yakni 2024 sampai 2034.
Menurut Sutta, dalam pertemuan itu Jokowi menekankan pentingnya Indonesia untuk menentukan arah apakah tetap menjadi negara berkembang atau menuju tahapan negara maju.
Sutta mengatakan, dalam pertemuan itu Jokowi mengingatkan suatu negara hanya diberi kesempatan satu kali untuk maju atau tidak sama sekali.
Maka dari itu, kata Sutta, Jokowi menekankan pentingnya keberlanjutan kebijakan strategis pemerintahan saat ini demi mewujudkan visi misi Indonesia sebagai negara maju tersebut. Namun, hal itu sangat ditentukan oleh kepemimpinan nasional ke depan.
Selain itu, kata Sutta, Jokowi juga menjanjikan cawe-cawe itu hanya terkait kepentingan negara.
”Cawe-cawe untuk negara, (untuk) kepentingan nasional. Bukan untuk kepentingan capres-cawapres,” kata Sutta menyitir Presiden.
Sutta menambahkan, Presiden Jokowi menyatakan ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil.