RedaksiHarian – Laga Argentina versus Yunani pada penyisihan grup Piala Dunia 2010 meninggalkan kenangan bersejarah bagi Lionel Messi.
Dalam duel yang dimainkan di Stadion Peter Mokaba, dia untuk kali pertama mengenakan ban kapten Albiceleste.
Messi dipercaya memimpin tim untuk menggantikan Javier Mascherano yang ditempatkan sebagai pemain cadangan.
Mantan gelandang Argentina, Juan Sebastian Veron, ikut tampil pada pertandingan tersebut.
Si pria pelontos pun menceritakan momen saat La Pulga berpidato di depan para pemain Tim Tango sebagai kapten.
Karena gugup atas status barunya, Messi tiba-tiba kesulitan bicara seperti komedian Indonesia, Azis Gagap.
“Tidak mudah bicara di depan banyak orang, apalagi dalam situasi seperti itu.”
“Namun, dia membantu dirinya sendiri dan ternyata bagus,” kata pria yang kini menjabat Presiden Estudiantes.
Momen perdana Messi sebagai kapten berakhir dengan kemenangan 2-0 Argentina atas Yunani.
Dua gol Albiceleste lahir melalui kaki Martin Demichelis dan Martin Palermo.
Argentina pun berhak melenggang ke fase gugur sambil menyandang predikat juara Grup B.
Pada babak 16 besar, Messi menyumbang satu assist untuk membantu Argentina menyingkirkan Meksiko 3-1.
Namun, petaka menghampiri Argentina tatkala berjumpa Jerman pada perempat final.
Jalan Messi dkk harus terhenti akibat kekalahan telak 0-4 dari Tim Panser.
Empat tahun kemudian, Messi lagi-lagi menelan pil pahit setelah Argentina ditumbangkan lawan yang sama dalam final Piala Dunia 2014.
Argentina mengalami kemunduran saat edisi 2018 dengan hanya mencapai babak 16 besar.
Penantian panjang Messi untuk mengangkat trofi Piala Dunia akhirnya terbayar tuntas pada 2022.
Lewat kontribusi tujuh gol dan tiga assist, Messi membawa pasukan berkostum biru-putih naik ke podium juara.
Pria kelahiran Rosario itu pun dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen.