redaksiharian.com – Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid mengatakan bahwa komunitas internasional harus menggunakan kekuatan militer jika Iran mengembangkan senjata nuklir .

Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (23/9/2022), Israel telah melakukan serangan diplomatik yang intens dalam beberapa bulan terakhir untuk mencoba membujuk Amerika Serikat dan kekuatan utama Eropa seperti Inggris, Prancis dan Jerman untuk tidak memperbarui kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.

Selama 10 hari terakhir, berbagai pejabat telah menyarankan kesepakatan – yang dibatalkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2018 – mungkin tidak diperbarui hingga setidaknya pertengahan November, tenggat waktu yang coba digunakan Lapid untuk mendorong Barat agar menggunakan pendekatan yang lebih keras dalam negosiasi mereka.

“Satu-satunya cara untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir adalah dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja,” kata Lapid dalam pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Kamis (22/9) waktu setempat.

“Perlu dijelaskan kepada Iran bahwa jika Iran memajukan program nuklirnya, dunia tidak akan menanggapi dengan kata-kata, tetapi dengan kekuatan militer,” cetus pemimpin negeri Yahudi itu.

Lapid juga menegaskan bahwa Israel sendiri akan bersedia untuk terlibat jika merasa terancam.

“Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan,” katanya. “Iran tidak akan mendapatkan senjata nuklir,” imbuhnya.

Dari podium Majelis Umum PBB, Yair Lapid menuduh kepemimpinan Teheran melakukan “orkestra kebencian” terhadap orang-orang Yahudi. Dia juga mengatakan para ideolog Iran “membenci dan membunuh Muslim yang berpikir berbeda, seperti Salman Rushdie dan Mahsa Amini,” wanita muda yang kematiannya setelah ditangkap polisi moral Iran telah memicu gelombang aksi protes di Iran.