redaksiharian.comInvestor kripto di Indonesia didominasi oleh Gen-Z dan para milenial yang kemungkinan didorong oleh perkembangan teknologi yang membuat akses investasi lebih mudah.

Hal ini sejalan dengan pandangan umum bahwa anak muda akan lebih berani dari orang tua untuk mengambil risiko.

Berdasarkan data Statista pada 2021 sebanyak 54,9% investor kripto di Indonesia berusia 18 hingga 24 tahun. Sementara sebesar 42,5% adaah usia 25 hingga 34 tahun. Sisanya berada di usia 35 tahun ke atas.

Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh di era teknologi dan media sosial, mengonsumsi informasi termasuk saran investasi dari platform seperti TikTok dan Instagram.

Antusiasme mereka terhadap kripto juga bertepatan dengan pertumbuhan aplikasi investasi yang memungkinkan pengguna membeli dengan jumlah uang yang relatif kecil dan karenanya dapat menawarkan lebih banyak akses investasi kepada mereka yang memiliki lebih sedikit uang tunai.

Kripto bisa menjadi kelas aset yang mudah bergejolak. Misalnya, bitcoin telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak mencapai puncaknya sekitar US$69.000 pada November 2021. Saat ini diperdagangkan sekitar US$27.000.

Kripto saat ini masuk dalam portofolio investor, terutama yang memiliki toleransi risiko lebih tinggi. Namun, mereka umumnya harus membatasi jumlah porsi dalam portofolio. Maksimal bisa 5% dari total dana investasi.

Investor Gen Z secara umum memandang diri mereka sebagai pengambil risiko. Memang, 46% mengatakan mereka bersedia mengambil risiko keuangan yang besar atau di atas rata-rata, menurut laporan bersama Finra-CFA Institute. Dan bagian yang sama (50%) mengatakan bahwa mereka telah melakukan investasi karena takut ketinggalan alias FOMO.

Tingginya toleransi risiko ini yang membuat investor muda seringkali merasakan kerugian. Sebenarnya tak hanya investor muda namun kebanyakan investor akan jatuh hanya karena FOMO.

Maka dari itu, investor dengan usia muda bisa terus berselancar di dunia investasi namun tetap mengelola risikonya dengan mengatur porsi dana investasi. Tetap prioritaskan investasi jangka panjang untuk menjaga tujuan finansial di masa depan.