redaksiharian.com – Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho mengatakan dunia mencontoh Pancasila sebagai ideologi dari suatu bangsa yang menyatukan warganya yang majemuk.
“Pancasila adalah contoh kesepakatan bersama dari adanya perbedaan, dan itulah yang menyebabkan banyak pengamat di berbagai negara yang tertarik dengan Pancasila,” ujarnya pada seminar berbasis daring (webinar) internasional dalam memperingati Hari Lahir Pancasila yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.Matius mengatakan banyak pengamat di dunia menjadi semakin tertarik karena Pancasila mampu mempersatukan Bangsa Indonesia yang amat besar dan majemuk.
Dia menyebutkan banyak agama dan aliran kepercayaan dapat hidup di Indonesia yang terdiri atas lebih dari 1.300 suku dan 650 bahasa yang tersebar di berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke.”Itu lebih jauh dari jarak ujung barat ke timurnya Amerika Serikat,” ujarnya.
Menurut dia, pengalaman Indonesia dengan Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap kohesi sosial dalam masyarakat yang majemuk penting bagi Bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia yang menghadapi berbagai tantangan polarisasi dan perpecahan.Dia mengatakan bahwa sebetulnya tidak mudah untuk bekerja sama dengan siapapun yang berbeda suku, agama, dan ras.”Kemampuan atau kompetensi untuk bekerja sama dengan yang berbeda ini perlu dilatih, perlu dididik,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk bergotong royong dan bersama-sama memperkuat kebersamaan dan kohesi sosial sebagai bangsa dan umat manusia dalam sebuah desa global.