redaksiharian.com – Masjid tertua di Jakarta terletak di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Masjid ini punya sejarah panjang yang menarik.

Masjid Al Alam Marunda atau kerap disebut Masjid Al Alam Marunda Si Pitung berdiri sejak abad ke-16. Dilihat dari bentuk bangunannya memang berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya.

detikTravel sempat menyambangi masjid ini dan berbincang bersama pengurus masjid, Kusnadi. Dikatakan Kusnadi, masjid ini menggabungkan 4 kebudayaan dalam arsitekturnya yaitu budaya Jawa, Tionghoa, Belanda, dan Betawi.

“Pertama dari kubah berbentuk joglo itu merupakan arsitektur Jawa. Kedua unsur budaya bangsa Tionghoa terlihat dari lengkung naganya, dari wuwungannya. Ketiga ornamen jendela dan pintu berhubungan dengan Betawi. Dan yang keempat, bangsa Eropa yang menunjukkan kekuatannya terlihat dari tiang berbentuk bidang catur,” kata Kusnadi.

Bicara soal sejarah pendirian Masjid Al Alam, Kusnadi menjelaskan ada beberapa versi. Versi pertama adalah masjid yang dibangun dalam waktu singkat oleh para aulia.

“Masjid ini didirikan dalam waktu semalam oleh para aulia,” ujarnya.

Namun versi lain mengatakan, masjid tersebut dibangun oleh pasukan Fatahillah sebelum menyerang Sunda Kelapa pada tahun 1527. Dikutip detikTravel dari laman NU, masjid ini kabarnya juga dibangun pasukan Mataram pada abad ke-17.

Semula, masjid ini dinamakan Masjid Agung Aulia. Barulah pada 1975 diubah menjadi Masjid Al Alam Marunda. Kusnadi menjelaskan, masjid ini juga dijadikan cagar budaya setelah Dinas Kepurbakalaan melakukan penelitian.

“Pada tahun 1974 sebelum Marunda masuk wilayah DKI Jakarta, saat itu masih Provinsi Jawa Barat, dinamakan Masjid Agung Aulia. Setelah itu pada 1975, masjid ini menjadi benda cagar budaya dan menjadi aset. Pemprov DKI berinisiatif, karena masjid ini didirikan oleh alam maka pada saat itu dinamakan Masjid Al Alam Marunda,” ujarnya.

Soal sebutan Masjid Al Alam Marunda Si Pitung, Kusnadi juga mengklarifikasi bahwa masjid itu tidak dibangun Si Pitung. Konon dinamakan demikian karena Si Pitung pernah napak tilas ke masjid tersebut.

“Bersangkut paut dengan Pitung karena pernah napak tilas di sini dan Si Pitung jadi ciri khas Marunda. Masjid ini juga berdekatan dengan Rumah Si Pitung. Jadi bukan Bang Pitung yang mendirikan. Itu karena Marunda identik dengan Bang Pitung,” katanya.

Masjid Al Alam Marunda terdiri atas bangunan utama, bangunan baru untuk sholat perempuan, pendopo, sumur, halaman, dan pemakaman yang terletak di sebelah barat masjid. Di pemakaman itu, terdapat makam tokoh Kiai Jamiin bin Abdullah yang kerap didatangi masyarakat untuk berziarah.