Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin COVID-19 yang menarget virus corona varian asli dan omicron.

Regulator obat Inggris (MHRA) menyetujui vaksin bivalen yang dibuat perusahaan farmasi AS Moderna itu sebagai suntikan penguat (booster) untuk orang dewasa.

Keputusan MHRA itu didasarkan pada data uji klinis yang menunjukkan booster mendorong “respons kekebalan yang kuat” terhadap omicron (BA.1) dan virus asli tahun 2020, kata lembaga tersebut.

MHRA juga mengutip analisis eksplorasi yang menyebutkan bahwa suntikan vaksin itu didapati membangkitkan tanggapan imunitas yang baik terhadap subvarian omicron yang dominan sekarang ini, BA.4 dan BA.5.

Ambulans berbaris di luar Rumah Sakit Royal London di area Whitechapel, London timur, Kamis, 6 Januari 2022. (Foto: AP)

Ambulans berbaris di luar Rumah Sakit Royal London di area Whitechapel, London timur, Kamis, 6 Januari 2022. (Foto: AP)

Tidak diketahui ada masalah keamanan serius dengan formulasi baru ini, kata MHRA.

Karena telah memperoleh persetujuian, Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) akan memberi saran mengenai pemberian vaksin itu di negara tersebut.

Meskipun vaksin COVID-19 yang ada sekarang ini terus memberikan perlindungan yang baik dari kemungkinan dirawat inap dan kematian, efektivitas vaksin terpukul seiring dengan berkembangnya virus.

“Generasi pertama vaksin COVID-19 yang digunakan di Inggris terus memberikan perlindungan yang penting terhadap penyakit ini dan menyelamatkan nyawa,” kata Kepala Eksekutif MHRA June Raine dalam sebuah pernyataan.

“Apa yang diberikan vaksin bivalen ini kepada kita adalah perangkat yang tajam dalam persenjataan kita untuk membantu kita terlindung dari penyakit ini karena virus terus berubah.”

Para pejabat Badan Obat Eropa (EMA) memperkirakan vaksin COVID yang disesuaikan dengan varian tersebut akan disetujui di Uni Eropa pada bulan September, dan telah mengisyaratkan bahwa regulator terbuka bagi penggunaan vaksin yang menarget varian BA.1 yang lebih lama ada, pada musim gugur ini, mengingat vaksin yang khusus menarget subvarian yang lebih belakangan muncul sudah tertinggal jauh dalam perkembangan klinisnya.

Sementara Badan Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) telah menyatakan akan berupaya memasukkan secara khusus BA.4 dan BA.5 ke setiap suntikan baru yang digunakan di dalam negeri.

Selain Moderna, Pfizer Inc dan mitranya BioNTech juga sedang menguji beberapa versi vaksin mRNA mereka yang dimodifikasi untuk mengatasi berbagai varian omicron.

Sementara itu, Sanofi dan mitranya GSK sedang meneliti vaksin berbasis protein yang menarget subvarian beta, yang mendominasi selama beberapa waktu pada tahun lalu. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.