redaksiharian.com – Indonesia berkontribusi terhadap 52 persen gross merchandise volume (GMV) e-commerce di kawasan Asia Tenggara .

Gross merchandise volume (GMV) sendiri merupakan volume barang dagangan kotor. Istilah ini sering digunakan dalam ritel online untuk menunjukkan total nilai uang penjualan.

Dikutip dari laporan e-commerce Momentum Works di Asia Tenggara 2023, Sabtu (17/6/2023), Indonesia menempati puncak penyumbang GMV se-Asia Tenggara. Sementara Singapura dan Malaysia memimpin dalam jumlah GMV per kapita.

Berdasarkan laporan tersebut, total GMV platform e-commerce di Asia Tenggara tumbuh 1,8 kali lipat sejak 2020 sampai 2022, dengan total 100 miliar dollar AS.

Sebenarnya, data mencatat e-commerce di Asia Tenggara mengalami hambatan besar pada 2022. Meskipun demikian, nyatanya persaingan e-commerce di Asia Tenggara terus tumbuh.

Hal itu terbukti dari total GMV 9 platform e-commerce terkenal di Asia Tenggara mencapai 99,5 miliar pada 2022.

Sebagai gambaran, Shopee mencatat GMV sebesar 47,9 miliar dollar AS, atau hampir setengah dari GMV di Asia Tenggara.

Sementara, Lazada menjadi pemain e-commerce terbesar di Asia Tenggara, kecual di Indonesia.

Lazada mencatat, GMV sebesar 20,1 miliar dollar AS pada 2021. Di sisi lain, pemain baru seperti TikTok Shop merangsak naik dan mulai diperhitungkan.

Untuk wilayah Indonesia saja, TikTok Shop mencetak GMV sebesar 2,5 miliar dollar AS.

Adapun, total GMV Asia Tenggara diporyeksikan akan tembus 175 miliar dollar AS pada 2028 pada skenario normal.

Namun, bukan tidak mungkin GMV Asia Tenggara akan mencapai 232 miliar dollar AS dalam skenario kasus terbaik.