redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia kemungkinan akan kalah dalam sengketa perdagangan dengan Uni Eropa (UE) terkait larangan ekspor bijih nikel pada yang dimulai 2020.

Hal ini membuat kecemasan para pelaku pasar akan kendala pasokan menjadi berkurang karena potensi pembukaan ekspor bijih nikel. Harga nikel dunia pun merosot hingga 1% lebih.

Pada Kamis (8/9/2022) pukul 16:00 WIB harga nikel dunia tercatat US$21.330 per ton, turun 1,16% dibandingkan harga penutupan kemarin.

“Kelihatannya kita kalah (gugatan) tapi tidak apa-apa, industri kita akhirnya sudah jadi. Jadi kenapa takut? kalah tidak apa-apa syukur bisa menang,” terang Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).

“Di tahun 2021 ketika kita hilirisasi nikel, kita dapat US$ 20,9 miliar.Lompatannya, nilai tambah lompatannya 19 kali. ini kalau mulai tarik lagi stop tembaga, timah dan nikel,” ungkap Joko Widodo.

Indonesia adalah pengekspor nikel terbesar di dunia yang melarang ekspor bijih nikel pada 2020 dengan tujuan menarik investor asing mengembangkan smelter nikel dan industri hilir nikel. Salah satunya adalah industri baterai kendaraan listrik. China menjadi sumber investasi bagi Indonesia yang signifikan.

Saat larangan diberlakukan pada 2020, UE mengajukan protes ke WTO dan mengatakan bahawa pembatasan itu secara tidak adil membatasi akses produsen baja anti karat (stainless steel). Ini membuat pasokan bijih nikel Indonesia berpotensi kembali membanjiri pasar nikel dunia jika kemudian gugatan UE di WTO berhasil dimenangkan. Sehingga dapat mendinginkan kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa keran ekspor yang selama ini ditutup oleh Indonesia berpotensi dibuka kembali jika nantinya pemerintah kalah. Hal tersebut tentu akan menjadi masalah yang cukup serius di kemudian hari.

“Selain kompensasi, implementasi hasil gugatan WTO berkorelasi dengan dibukanya kembali keran ekspor bijih nikel ke perusahaan di Eropa,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/9/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA