redaksiharian.com

    5SHARES

Ibu Hamil/ Foto: Shutterstock

Dream – Insiden meninggalnya seorang ibu secara mendadak saat balap karung pada perayaan 17 Agustus kemarin di Tasikmalaya, Jawa Barat, jadi perhatian banyak pihak. Ibu tersebut baru saja melahirkan dua bulan sebelumnya dan diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Kondisi darah tinggi pada ibu yang baru saja melahirkan seringkali tak disadari. Hal ini kadang berujung fatal dan memicu kematian mendadak. Tekanan darah tinggi atau hipertensi setelah melahirkan dalam istilah medis disebut dengan postpartum preeklampsia.

Kondisi ini, dikutip dari HelloSehat, terjadi ketika seorang ibu memiliki tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urinenya setelah melahirkan. Sebagian besar kasus postpartum preeklampsia dapat berkembang dalam waktu 48 jam setelah persalinan.

Gejala yang Muncul

Dalam beberapa kasus, gejala-gejala hipertensi kadang juga bisa berkembang hingga enam minggu setelah melahirkan. Postpartum preeklampsia biasanya ditandai dengan gejala mirip preeklampsia pada masa kehamilan.

Gejala yang muncul antara lain tekanan darah naik sampai 140/90 mmHg atau lebih, sering sakit kepala hebat, pandangan menjadi kabur, sakit perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan), cepat lelah, nyeri otot atau persendian juga pembengkakan, terutama pada kaki.

Penyebab dan Faktor Risiko Darah Tinggi Setelah Melahirkan

Hingga saat ini, Preeclampsia Foundation menyebutkan kalau penyebab hipertensi atau preeklampsia setelah melahirkan belum diketahui secara pasti. Bisa saja dimulai pada saat hamil, tetapi tidak menunjukkan tanda atau gejala hingga bayinya dilahirkan.

Berdasarkan penelitian terbatas menunjukkan bahwa faktor risiko preeklampsia setelah melahirkan meliputi:- Memiliki penyakit hipertensi. Jika sebelum hamil ibu sudah memiliki penyakit darah tinggi atau mengalami tekanan darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan (hipertensi gestasional)- Kegemukan. Risiko preeklampsia setelah melahirkan akan lebih tinggi jika ibu mengalami obesitas atau kegemukan- Riwayat keluarga. Apabila orangtua atau saudara kandung memiliki riwayat preeklampsia, ibu akan berisiko tinggi mengalami kondisi ini juga- Usia. Wanita yang berusia di bawah 20 atau lebih 40 tahun lebih berisiko mengalami preeklampsia- Kehamilan kembar. Pernah hamil bayi kembar dua, tiga, atau lebih juga akan meningkatkan risiko ibu terkena preeklampsia

Penjelasan selengkapnya baca di sini.