redaksiharian.com – Vorteks Borneo atau badai yang berada di sekitar Laut Natuna Utara disebut telah meluruh. Namun angin kencang sisanya dari utara kini mengarah ke Pulau Jawa.
Di sisi lain, Jawa menjadi pusat konvergensi, sehingga angin dari Samudra Hindia pun menuju Jawa yang menimbulkan hujan tiada henti.
“Inilah kondisi ekstrem yang sejak Desember saya khawatirkan bisa terjadi. Hujan deras dan angin kencang yang dipicu oleh badai vorteks. Semoga tidak ada lagi eskalasi ekstrem setelah Maret ini. Hati-hati semuanya. #SADEWA_BRIN,” tulis peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin pada akun Twitternya, dikutip Kamis (2/3/2023).
Seperti yang diketahui, hujan disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Indonesia saat ini. Seperti yang terjadi hari ini, menurut pantauan di wilayah Jakarta Pusat, hujan turun sejak subuh hingga siang.
Hujan deras yang terus-terusan mengguyur wilayah Jabodetabek juga berdampak ke arus lalu-lintas. Penduduk Jabodetabek harus melalui kemacetan lalu lintas yang lebih panjang akibat genangan air di jalan raya.
Sebelumnya Erma menjelaskan penyebab yang berkaitan dengan fenomena ini ada dua yaitu CENS (Cross Equatorial Northly Surges) dan vorteks Borneo.
Menurutnya saat ini dua fenomena utama tersebut tengah terjadi di Laut China Selatan. Pertama CENS, yaitu penguatan angin dari utara yang memiliki kecepatan rata-rata di atas 5 m/det di wilayah Laut China selatan bagian selatan dekat Laut Jawa.
Berdasarkan pantauan BRIN, indeks CENS mulai aktif sejak 21 Februari hingga sekarang. Angin dari utara yg kuat ini telah berperan memperkuat angin monsun hingga 2-3 kali lipat semula, sehingga memengaruhi angin kencang yang marak terjadi saat ini.
Kedua, vorteks Borneo. Vorteks adalah pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala meso, yaitu antara puluhan hingga ratusan kilometer.